Sawah Jatiluwih dan Warisan Budaya Dunia

Jatiluwih adalah sebuah desa yang mempunyai daerah hamparan persawahan luas dengan panorama sawah bertingkat yang indah. Terletak di wilayah Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Bali. 

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Sawah Jatiluwih. Kita mungkin selalu membanggakan bahwa di daerah tempat tinggal kita adalah yang terbaik dan wajib dikunjungi wisatawan. Namun daerah-daerah yang terpencil dan tertinggal itu tidak dilengkapi dengan sumber literasi yang memadai, adalah hal paling sia-sia untuk diperjuangkan. Namun tidak mengapa, kita harus terus belajar dan menduplikat konsep dari daerah lain.

Pada kebanyakan daerah yang dijadikan objek wisata merupakan tempat yang memiliki daya tarik dan keunikan. Keunikan tersebut bukan harus sesuatu yang mewah, tapi hal sederhana yang dikelola dengan baik. Seperti halnya sawah, tentu sangat tidak asing dan bahkan sangat familiar dengan masyarakat Indonesia.

Nah! Salah satu daerah yang patut kita contohi adalah objek Wisata Jatiluwih Bali (Jatiluwih Rice Terrace). Jatiluwih adalah sebuah desa yang mempunyai daerah hamparan persawahan luas dengan panorama sawah bertingkat yang indah. Terletak di wilayah Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Bali.

- Advertisement -

Sawah di sini dikelola dengan mekanisme Terasering. Pembuatan terasering ini tidak hanya untuk keindahan, tapi memiliki fungsi pengairan yang efektif. Karena dapat mengairi satu sawah ke sawah lainnya, yang mana sistem ini juga disebut subak.

Sawah seluas 632 hektar ini tidak datar seperti sawah secara umum, tetapi berundak – undak diatas ketinggian 700 mdpl. Karena keindahan teraseringnya, tempat ini menjadi objek wisata yang memikat dengan kesejukan alam pegunungan Batukaru yang luar biasa.

Warisan Budaya Dunia (UNESCO)

Desa Jatiluwih telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) sejak 29 Juni 2012 karena mempunyai keunikan dan ciri khas pada sistem pertaniannya yaitu dengan menggunakan konsep filosofi Tri Hita Karana (filosofi tentang keseimbangan antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam, serta manusia dengan Sang Pencipta).

- Advertisement -
Baca Juga :  Kota Makassar, Kota Sejuta Cerita

Jatiluwih termasuk didalam kawasan Lanskap Subak dari Catur Angga Batukaru yang merupakan salah satu dari 5 kawasan di Bali yang ditetapkan oleh UNESCO menjadi warisan budaya dunia.

Secara sosio-kultural manajemen organisasi subak Desa Jatiluwih adalah berdasarkan prinsip dari filsafat Tri Hita Karana yang bertujuan agar tercapai dan terbinanya keselarasan dan keharmonisan antara warga subak dengan sesamanya, warga subak dengan lingkungan/alam, dan warga subak dengan Sang Pencipta/Tuhan sebagai unsur parahyangan.

Sawah Jatiluwih
Sawah Jatiluwih

Fasilitas

Untuk memberi kenyamanan bagi wisatawan, pihak setempat telah melengkapi fasilitas yang bisa dinikmati seperti penginapan/pondok wisata, cafe, dan rumah makan yang khusus menyajikan makanan khas dengan beras merah dari hasil pertanian.

- Advertisement -

Waktu Terbaik Untuk Berkunjung

Untuk mengunjungi obyek wisata Jatiluwih direkomendasikan antara jam 8.00 pagi sampai sore hari sekitar jam 5.00, karena pada antara jam-jam tersebut aktifitas petani banyak dijumpai. Atau diantara bulan Pebruari sampai bulan April, karena pada bulan-bulan tersebut tanaman padi akan tumbuh tinggi, hijau dan menguning. Pada sekitar bulan Juni – Juli (sasih Sada), tanaman padi akan siap di panen

Dikarenakan curah hujan yang tinggi di kawasan Jatiluwih maka direkomendasikan bagi para wisatawan agar selalu menyiapkan payung ataupun jas hujan atau ada baiknya sebelum mengunjungi Jatiluwih pengunjung bisa memantau prakiraan cuaca sehari sebelumnya.

Bagaimana Kesana?

Untuk mengunjungi obyek wisata Jatiluwih Bali dengan pemandangan sawah bertingkat-tingkat yang indah ini bisa ditempuh dengan jarak kurang lebih 50 KM atau sekitar ± 1 jam 30 menit dari kota Denpasar.

Bagi anda yang sedang liburan di pulau Bali, objek wisata sawah terasering Jatiluwih Bali ini bisa dijadikan pilihan untuk berlibur untuk menikmati keindahan panorama sawah pegunungan yang memikat hati.

Baca Juga :  Menapaki 1000 Anak Tangga Menuju Zaman Prasejarah
- Advertisement -