Tari Pabbitte Passapu, Kisah Karaeng Kajang saat Meminang Putri Cantik

Masyarakat Kajang dikenal sangat dekat dengan hal-hal mistis, namun tidak menjadikan mereka sombong dengan kemampuan yang dimiliki dan tetap memiliki rasa belas kasih kepada siapapun, baik kawan maupun lawan dan terutama kepada orang yang sudah tidak berdaya.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Di samping itu, pertarungan ini diawali ketika kedua karaeng tersebut meminang putri tercantik di Kajang pada masa itu dalam waktu bersamaan. Kemudian, untuk menentukan siapa yang berhak mempersunting putri tersebut, dilaksanakanlah sabung ayam. Alhasil, ayam Karaeng Kajang lah yang menjadi pemenangnya.

Setelah itu, Karaeng Kajang, Ammatoa (kepala adat/suku) dan para pengikutnya duduk bersama dalam suatu pesta adat. Untuk mengisi kekosongan acara tersebut, Karaeng Kajang menyerukan kepada para pengikutnya untuk “Appa’bitte sako” atau lakukanlah sabung ayam.

Tari Pabitte Passapu
Tarian ini mengalami sedikit perubahan terutama pada syair.

Para pengikut merasa heran karena di tempat itu tidak ada sama sekali ayam sabungan yang disiapkan sebelumnya. Sehingga mereka bertanya “Apa nipare’ bitte karaeng?” atau dalam Bahasa Indonesia apa yang akan disabung karaeng? Dijawablah oleh Ammatoa “Appabbatteko passapu” artinya menyabunglah dengan ikat kepala.

- Advertisement -

Para pengikutnya mengambil Passapu dari kepala yang merupakan identitas dan kehormatan mereka, kemudian menirukan gerak ayam dan berlaga di depan Karaeng Kajang dan Ammatoa. Kejadian inilah yang melatarbelakangi munculnya Tari Pabbitte Passapu dan Karaeng Kajang I yang bergelar Karaeng Tappau dianggap sebagai pencipta Tari Pabbitte Passapu tersebut (Lathief, 1982).

Makna Pabitte Passapu

Pabitte Passapu ini terdapat sebuah gerakan bertikai, ada gerakan baku tikam dan ada gerakan berkelahi karena salah satu dari penyabung tidak terima dengan kekalahan ayamnya. Masyarakat Kajang pada masa itu sengaja merancang tarian sedemikian rupa agar pesan tentang buruknya perjudian tersampaikan kepada orang-orang.

Tari Pabitte Passapu
Dalam tarian terdapat sebuah gerakan bertikai, ada gerakan baku tikam dan ada gerakan berkelahi.

Pabitte Passapu juga bagian dari tradisi budaya masyarakat Kajang agar mengingat dan mengenang leluhur Sawerigading dan I La Galigo, Pa’bitte Passapu berarti menyambung ikat kepala masyarakat Kajang Ammatoa yang disebut passapu.

- Advertisement -

Tari Pabbitte Passapu bukan bagian dari ritual Masyarakat Kajang, namun kehadirannya menjadi pelengkap pada peristiwa-peristiwa adat, sehingga setiap terdapat ritual yang berhubungan dengan suka cita atau pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan maka Tari Pabbitte Passapu menjadi bagian dari ritual tersebut. Makna gerakan dalam tari terletak dalam penjiwaannya yang membuat makna tersebut hidup dalam rasa tiap gerakannya (Soedarsono, 1998:57).

Baca Juga :  Tradisi Sasapian, Kesenian Sapi-sapian dari Desa Cihideung
- Advertisement -