Suku Polahi dan Tradisi Perkawinan Sedarah

Kehidupan para penduduk suku Polahi diwarnai pula dengan adanya tradisi atau kebudayaan yang bersifat kontroversial.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Masyarakat Polahi tinggal di daerah pedalaman hutan Sulawesi, tepatnya di pedalaman hutan Boliyohuto, Paguyaman, dan Suwawa di Provinsi Gorontalo.

Untuk menemukan keberadaannya, maka dibutuhkan waktu cukup panjang untuk berjalan menyusuri hutan yang rapat. Suku Polahi tinggal di tempat yang cukup terasing, sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mencapainya.

Kehidupan suku Polahi masih sangat sederhana. Sebab, tempat tinggalnya cukup terpencil dan sangat jauh dari keramaian. Bahkan beberapa orang menyebutkan bahwa kehidupan suku ini cenderung masih primitif.

- Advertisement -

Asal Usul Sejarah Suku Polahi

Konon, orang-orang Polahi berasal dari sekumpulan orang yang melakukan pelarian ke pedalaman hutan pada zaman pemerintahan Belanda di Indonesia. Warga suku Polahi melarikan diri agar terhindar dari penjajahan Belanda. Selain itu, warga Polahi melakukan pelarian dengan tujuan untuk menghindari membayar pajak.

Diketahui bahwa jumlah orang Polahi berjumlah kurang lebih 500 orang. Dari jumlah tersebut, diperkirakan sebanyak 200 orang menetap di Paguyaman, sedangkan 300 orang menetap di Suwawa.

Karena tempat tinggalnya berada di pedalaman hutan yang terpencil, maka sudah dipastikan bahwa tingkat pendidikan masyarakat masih rendah. Tempat tinggal suku Polahi yang terpencil tersebut membuat warganya mengalami keterbelakangan karena tidak mendapatkan pendidikan formal yang layak.

- Advertisement -

Jika dilihat dari struktur fisiknya, orang dari Suku Polagi diduga berasal dari daerah Maluku. Suku Polahi memiliki struktur fisik yang serupa dengan ras Polynesia dan mirip dengan orang-orang Maluku. Orang Polahi memiliki tubuh yang kekar dan memiliki rambut yang berjenis ikal atau keriting.

Diperkirakan pada masa lalu, beberapa orang Maluku melarikan diri dari Belanda dengan cara menyeberangi laut hingga melintasi berbagai pulau. Orang-orang Maluku tersebut melintas melalui Ternate dan akhirnya mendarat di daratan Gorontalo. Setelah mendarat di Gorontalo, maka orang-orang tersebut mendirikan pemukiman.

Baca Juga :  Gereja Fanorotodo, Saksi Bisu Jejak Kristen Protestan di Nias
- Advertisement -