6 Makanan Tradisional Tertua di Indonesia dan Nilai Sejarahnya

Makanan telah menjadi cermin sejarah dan budaya suatu bangsa. Di Indonesia, negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa, makanan juga memiliki sejarah panjang yang mencerminkan keanekaragaman dan warisan kuliner yang kaya.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

3. Nasi Jemblung

Makanan Tertua di Indonesia
Nasi Jemblung. IMG: Issue

Nasi Jemblung, sesuai dengan namanya yang memiliki arti melingkar dengan lubang di tengah, adalah salah satu hidangan tradisional yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Hidangan ini telah ada selama ribuan tahun dan memiliki akar dalam kebudayaan Jawa.

Dalam penyajiannya, Nasi Jemblung memiliki ciri khas dengan adanya lubang di tengah hidangan yang nantinya diisi dengan berbagai lauk-pauk. Biasanya, lubang tersebut diisi dengan semur daging sapi, telur rebus, sambal terasi, lalapan, tomat, dan kerupuk rambak. Keunikan penyajian ini menciptakan pengalaman makan yang istimewa dan berbeda.

Dalam sejarahnya, Nasi Jemblung pertama kali hanya disantap oleh para bangsawan dan raja Solo, termasuk raja Pakubuwono X dari Keraton Surakarta Hadiningrat yang sangat menyukainya. Namun, sayangnya, dengan perubahan zaman dan tren kuliner yang berubah, Nasi Jemblung menjadi semakin sulit dijumpai. Meskipun demikian, hidangan ini masih memegang tempat penting dalam sejarah kuliner Indonesia dan merupakan bagian dari warisan kuliner yang perlu dijaga dan dihargai.

- Advertisement -

2. Nasi Bekepor

Makanan Tertua di Indonesia
Nasi Bekepor

Nasi Bekepor, makanan khas Kalimantan Timur, adalah sebuah hidangan yang mengusung sejarah yang kaya, yang berasal dari zaman Kerajaan Kutai Kertanegara. Nama “bekepor” merujuk pada cara memasak nasi ini yang sangat unik, di mana nasi dimasukkan ke dalam kendi perunggu dan diputar di atas bara api. Proses memutar inilah yang memberi nama pada hidangan ini, yaitu “bekepor.”

Proses memasak yang unik ini tidak hanya menciptakan rasa yang khas pada nasi Bekepor, tetapi juga menambah elemen budaya dan tradisi yang berharga. Hidangan ini biasanya disajikan dengan ikan goreng suwir atau daging bumbu kecap, sayur gangan asam kukar, kemangi, dan sambal raja, menciptakan kombinasi cita rasa yang memukau.

Baca Juga :  Sebelum Selingkuh, Wajib Cicipi Udang Selingkuh, Dijamin Enak!

Selain rasa yang lezat, nasi Bekepor juga dikenal karena rempah-rempah yang digunakan dalam proses memasaknya. Rempah-rempah ini tidak hanya memberikan rasa yang lezat, tetapi juga berkhasiat untuk kesehatan tubuh. Nasi Bekepor, dengan semua keunikan dan nilai budayanya, adalah salah satu contoh yang menarik dari warisan kuliner Indonesia yang perlu dijaga dan dihargai.

- Advertisement -

1. Coto Makassar

Filosofi Coto Makassar
Coto Makassar. IST

Coto Makassar adalah sebuah hidangan khas Makassar yang telah memiliki sejarah panjang di Indonesia. Menurut referensi ahli sejarah, hidangan ini pertama kali muncul pada tahun 1538, selama masa kejayaan Somba Opu di Kerajaan Gowa. Pada zaman itu, Coto Makassar merupakan menu sarapan pagi yang digemari oleh para raja, bangsawan, dan prajurit di lingkungan Kerajaan Gowa. Hidangan ini juga diakui sebagai makanan berkuah tertua di Indonesia.

Coto Makassar memiliki bahan utama yang sangat unik, yaitu jeroan kerbau. Awalnya, penggunaan jeroan kerbau dalam hidangan ini bermula dari upaya seorang juru masak untuk memanfaatkan jeroan kerbau yang sering terbuang sia-sia. Namun, racikan tersebut ternyata menjadi hidangan yang sangat nikmat, bahkan menjadi hidangan istimewa di Kerajaan Gowa.

Keunikan Coto Makassar juga terletak pada penggunaan banyak rempah-rempah dalam proses pembuatannya. Diperkirakan ada sekitar 40 macam rempah yang digunakan untuk meracik hidangan ini, yang dalam bahasa Makassar disebut “rampang patang pulo.” Rempah-rempah ini digunakan tidak hanya untuk memberikan rasa yang kaya, tetapi juga untuk membersihkan jeroan kerbau. Seluruh proses pengolahan Coto Makassar dilakukan dalam kuali tanah, yang juga menjadi salah satu kunci cita rasa istimewa dalam hidangan ini dan disebut sebagai “korong butta.”

- Advertisement -

Coto Makassar adalah bukti dari warisan kuliner yang kaya di Indonesia, yang tidak hanya menggugah selera tetapi juga merangkul sejarah dan budaya yang kaya dari masa lalu hingga saat ini.

Baca Juga :  Nasi Balap Puyung, Makanan khas Lombok yang Rasanya Bikin Rindu
- Advertisement -