Rumah Adat Ume Kbubu merupakan rumah tradisional berbentuk bulat dengan atap berbentuk kerucut dan menjadi rumah tinggal suku Dawan di Nusa Tenggara Timur. Ume artinya rumah dan Kbubu artinya bundar yang merupakan bangunan arsitek tradisional Nusa Tenggara Timur, dicatat oleh Kementerian dan Kebudayaan pada tahun 2010 sebagai warisan Budaya Takbenda.
Ume Kbubu terletak di desa Kaenbaun yang terdiri dari 4 jenis yaitu; Ume Kbubu Dapur Keluarga, Ume Kbubu anak laki-laki pertama, Ume Kbubu orang tua dan Ume Kbubu induk suku.
Meski rumah ini memiliki ciri-ciri bentuk kerucut. Bagian lantai dibangun dari susunan batu yang dibantuk melingka dan berfungsi sebagai pondasi. Pada bagian atapnya dibuat dari susunan alang-alang diikatkan pada rangka dan atur sedemikian rupa hingga dapat menahan panas dan hujan.
Pada bagian puncak atap rumah terdapat bubungan. Bentuknya menyerupai kepalan rambut yang punya arti khusus bagi suku. Rumah Adat Ume Kbubu berdiri berkat empat tiang induk yang fungsinya menopang beberapa tiang penolong. Empat tiang ini menahan rumah.
Dindingnya mengikuti tiang penolong, dibuat serapat mungkin. Pintunya hanya satu, setinggi perut orang dewasa, tidak memiliki jendela, tidak memiliki ventilasi. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar yang disajikan.
Makna Ume Kbubu
Ume Kbubu atau Rumah Bulat dibangun dengan memperhitungkan berbagai pandangan manusia. Mereka biasanya akan menghitung posisi rumah. Untuk tempat membangun rumah juga akan melihat pohon-pohon, bukit-bukit, karena itu dianggap sebagai tempat jalannya roh-roh jahat.
Simbol Harga Diri Perempuan
Mencerminkan seorang perempuan saat berbicara harus sopan dan santun, rendah hati, bersahaja dan tertutup sama halnya dengan atap Ume Kbubu yang sampai tanah dan terdapat satu pintu dimana saat masuk atau keluar akan menundu/
Berbusana yang Sopan
Terlihat dari pakaian yang digunakan sangat sopan dan menutupi hampir seluruh badan sebagai identitas dan pembeda suku Dawan. Pada saat perempuan dilamar oleh seorang laki-laki. Laki-laki harus masuk melalui pintu, menunduk, menyampaikan maksud dan tujuan dan bertanggung jawab.
Unsur-unsur Ume Kbubu
Ume kbubu secara keseluruhan berbentuk kerucut. Bentuk ini terbentuk dari 28 buah rusuk atap disusun berjejer dengan alas lingkaran pada bagian denah. Rusuk atap dari batang kayu kasuari berdiameter 5-7 cm adalah kayu lurus yang kemudian ditekuk, bagian tengah kayu kasuari ini diletakan pada lingkaran pengunci atap pada sisi lantai loteng, kemudian ujung rusuk atap diikat pada 1 titikyang kemudian menjadi bubungan.
Rusuk-rusuk atap ini diikat dengan 5 buah lingkaran pengunci dari sisi dalam dan dari sisi luar diikat oleh reng dari pangkal rusuk atap bersusun hingga bubungan.
Bagaian Atap Rumah
Terbuat dari hun atau alang-alang mencapai atau mendekati permukaan tanah dengan pintu yang rendah. Sengaja dibuat begitu agar saat masuk atau keluar dilakukan dengan menunduk untuk memberi penghormatan terhadap kesakralan rumah tersebut.
Pintu
Ume kbubu memiliki satu pintu keluar masuk yang menghadap arah timur atau posisi matahari terbit yang dalam bahasa Dawan disebut Neon Saet.
Fondasi Rumah
Fondasi rumah atau baki terbuat dari batu-batu yang disusun melingkar yang berfungsi untuk penahan dinding agar tidak langsung menyentuh tanah. Juga sebagai penahan air saat hujan.
Kolom atau Tiang
Terdiri atar 3 tiang yait; tiang induk (NI Enaf), tiang anak (Ni Ana) dan tiang depan (Ni Maun Nine). Pembangunan rumah ini mengikuti teknik arsitektur yang telah ditradisikan turun-temurun. Hal ini menunjukkan pentingnya mempertahankan warisan budaya dan pengetahuan tradisional dalam kontruksi rumah.
Meskipun pembangunan rumah tradisional ini mengikuti teknik arsitektur yang telah diturunkan, rumah tersebut juga memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat Atoni Pah Meto.