Perjalanan Panjang Tari Tea Eku Boawae Tahun 1979 Hingga Kini

Lebih jujur dari kebanyakan budaya orang Nagekeo, Boawae menjadi daya tarik luar biasa. Sepanjang perjalanan nenek moyang hingga anak cucu masa kini dapat tercatat dengan baik dan sempurna. 

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Secara bahasa Tea berarti bunyi yang dimainkan pada gendang. Eku adalah rumbai-rumbai yang dibuat dari bulu kambing atau bulu tengkuk kuda.  

Penyebaran Tari Tea Eku Pada Masa Ngada

Khususnya wilayah kesatuan adat Nage-Keo terdiri atas dua sub wilayah yaitu sub wilayah Nage dan sub wilayah Keo. Nage meliputi Kecamatan Boawae, sedangkan Keo meliputi Kecamatan Mauponggo dan Nangaroro. 

- Advertisement -

Tari Tea Eku dalam bentuk original semula berasal dari desa Natanage Boawae, termasuk dalam sub wilayah kesatuan adat Nage. Dalam perkembangan selanjutnya tari Tea Eku tersebut mulai menyebar ke seluruh wilayah sub kesatuan adat Nage terutama di Boawae dan sekitarnya.

Pada dasawarsa tujuh puluhan Tari Tea Eku mulai menyebar ke seluruh wilayah kesatuan Nage Keo, terutama melaui sekolah-sekolah dan sering diadakannya festival tari tingkat Kabupaten dan tingkat Provinsi.

Pada tahun 1979 Pemerintah Daerah Kabupaten Ngada melarang dance di wilayah Kabupaten Nagada kecuali di Bajawa ibu kota Kabupaten Ngada sendiri. Dengan demikian Pemerintah Daerah juga menghimbau agar setiap sekolah dilatih tari-tarian daerah setempat, terutama tari Ja’i, Lea Nore, Toda Gu dan Tea Eku. 

- Advertisement -

Pada tahun 1986 hampir semua sekolah dasar di Kabupaten Ngada bisa menari tari Tea Eku tanpa polesan para seniman kreatif. Bahkan di Kupang, Ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 1985 Tari Tea Eku sudah cukup populer karena sudah digarap sebagai tari pertunjukan yang dapat dinikmati masyarakat umum. 

Seniman dan Masyarakat Pendukung 

Tari Tea Eku dalam bentuk original berasal dari suku Tegu, Soana dan Anawa di Kelurahan Natanage Kecamatan Boawae Kabupaten Dati II Ngada.

Dalam perkembangan selanjutnya tari Tea Eku menyebar ke seluruh wilayah seperti kabupaten Ende dan Kupang melalui para pengajar.

- Advertisement -
Baca Juga :  Mengenal Ragam Ukiran Toraja dan Makna Filosofinya

Tari Tea Eku terus meluas terbukti pada saat pentas coba tari Saa, Tari Toda Gu dan tari Tea Eku yang dipersiapkan untuk mengikuti festival Tari Rakyat Nasional di Jakarta bulan November 1980.

- Advertisement -