Peresean, Tradisi Suku Sasak yang Tak Tergoyahkan Zaman

Peresean adalah simbol kesatria dari masa lalu nenek moyang suku sasak. Tumbuh tanpa tergoyahkan zaman. Lalu diturunkan kepada Pepadu-pepadu itu menjadi pemberani, berjiwa pantang mundur menghadapi kesukaran. 

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Jika dalam pelaksanaan pertarungan ada Pepadu mengalami luka atau berdarah, tim medis akan mengobatinya dengan obat sejenis minyak khusus agar tidak menimbulkan rasa perih.

Aturan yang lainnya ketika penjali atau rotan yang dipegang oleh pepadu terjatuh sampai tiga kali maka dinyatakan kalah. Setelah bertarung para Pepadu kemudian bersalaman dan berpelukan, sebagai tanda damai dan tidak ada dendam diantara petarung.

Pertarungan peresean sebagai ajang untuk mencari kesatria yang tangguh, kuat dan pemberani, maka para pepadu diharuskan memiliki jiwa dan raga yang kuat untuk mengalahkan lawannya.

- Advertisement -

Untuk memiliki jiwa dan raga yang kuat selain mengikuti latihan-latihan peresean, petarung atau para pepadu menggunakan mantra-mantra yang digunakan ditongkat rotan atau ada di dalam badan para pepadu yang digunakan sebagai pelindung dalam pertarungan. Mantra-mantra tersebut diperoleh dari ajaran-ajaran orang jaman dulu atau sesepuh, maupun dari kitab suci yang masih menggunakan bahasa-bahasa jaman dulu.

Aturan-aturan atau awiq-awiq dalam tradisi peresean bersifat mengikat dan harus dipatuhi para pepadu dan juga pakembar. Sehingga para pepadu tidak boleh main sesuka hati dan sebebas mungkin.

Tradisi Peresean
Tradisi Peresean. HaloIndonesia

Sanksi yang didapatkan apabila terjadi pelanggaran aturan yang terdapat dalam awiq-awiq tersebut adalah diberikan peringatan agar memperhatikan tehnik serta aturan dalam pertarungan presean, serta sanksi yang paling tegas adalah dikeluarkan dari lapangan pertarungan atau di diskualifikasi sebagai bentuk tindakan tegas agar sang petarung atau pepadu bisa memiliki kesempatan untuk berpikir serta merenungkan apa yang menjadi kesalahan dan kekeliruannya.

- Advertisement -

Selain ada awiq-awiq, pakaian yang digunakan dalam melakukan pertarungan peresean juga ada aturannya. Pakaian yang digunakan dalam tradisi peresean antara lain celana, kain penutup celana, dan kain yang diikat di kepala. Pada bagian badan, para pepadu tidak menggunakan baju apapun.

Baca Juga :  Filosofi Balla Lompoa, Rumah Adat Makassar

Selain itu pepadu dilengkapi senjata seperti perisai dan tongkat rotan untuk bertarung. Dalam pertunjukan tradisi peresean diiringi oleh musik pengiring sebagai penyemangat para Pepadu pada saat bertarung. Alat musik yang digunakan biasanya adalah gong, sepasang kendang, rincik, simbal, suling dan kanjar.

Menyaksikan Pertunjukan Peresean

Wisatawan dapat berkunjung ke Desa Adat Sade, Lombok Tengah. Disana sering dilakukan pertunjukan peresaan. Selain di desa adat sade, peresean sering dijadikan ajang kompetisi atau sebagai kegiatan untuk memeriahkan even pariwisata di berbagai lokasi di lombok salah satunya di desa Darek Lombok.

- Advertisement -