Pataheri, Ritual Pendewasaan Bagi Anak Laki-laki Maluku

Sebelum memulai Pataheri, masyarakat Nuaulu akan berkumpul di rumah adat untuk membahas waktu pelaksaan Pataeheri dan perlengkapan yang diperlukan.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Dalam budaya masyarakat Maluku setiap anak laki-laki yang sudah beranjak dewasa harus menggunakan ikat kepala bewarna merah yang menjadi salah satu simbol kekuatan. Ikat kepala ini terbuat dari kain berang dengan warna merah yang terang. Untuk mendapatkan ikat kepala ini setiap laki-laki akan melakukan tradisi pataheri.

Pataheri sendiri adalah sebuah tradisi untuk mendapatkan ikat kepala merah sebagai simbol kedewasaan seorang laki-laki dengan cara memenggal kepala orang lain.

Ritual ini dilakukan oleh masyarakat Nuaulu di Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah. Pataheri dimulai dengan pemakaian celana pendek dan ikat kepala merah serta dan penyembelihan kepala kuskus untuk melatih kelincahan tubuh.

- Advertisement -

Para penyelenggaranya adalah para kepala marga, wakil kepala marga, guru, orang tua, dan anak-anak yang menjadi peserta. Anak-anak yang akan mengikuti Pataheri harus berusia sekitar 10–17 tahun.

Anak yang berusia 10–12 tahun dianggap beralih dari anak-anak ke remaja, sedangkan anak yang berusia 13–17 dianggap beralih dari remaja ke dewasa. Pataheri dilakuan selama 3 hari.

Sebelum memulai Pataheri, masyarakat Nuaulu akan berkumpul di rumah adat untuk membahas waktu pelaksaan Pataeheri dan perlengkapan yang diperlukan. Persiapan ini berbeda antara masyarakat dengan status sosial yang berbeda.

- Advertisement -

Orang tua dari anak yang menjadi perserta harus mempersiapkan berbagai keperluan secara materi, rohani dan keuangan.  Persiapan utama dalam Pataheri yaitu hewan buruan. Hewan ini diperoleh melalui perburuan massal yang dilakukan oleh laki-laki dewasa Suku Nuaulu.

Para ibu juga harus menyiapkan makanan yang terbuat dari sagu, pinang, ubi jalar dan singkong. Keperluan bagi peserta Pataheri adalah cawat dan 2 lembar kain berang berwarna merah.

Cawat dibuat dari kulit kayu yang digunting-gunting. Para peserta juga perlu disiapkan satu buah kelapa dan satu ekor ayam. Persiapan lainnya adalah persiapan untuk melakukan Tari Cakalele dan Tari Maku-maku.

- Advertisement -
Baca Juga :  Menyelami Kekayaan Tradisi Ahik: Ritual Megah Pembangunan Koke Bale di Flores Timur

Pelaksanaan Pataheri diawali di tempat pengambilan tiang pertama rumah adat Baileo. Letaknya berada di sekitar tanjung dengan pepohonan yang besar. Setelah itu, dilanjutkan ke rumah adat.

Pataheri dihadiri oleh para anak yang akan melakukan ritual, para kepala suku sebagai pemimpin ritual, dan para laki-laki dewasa Suku Nuaulu yang menjadi saksi mata. Para laki-laki dewasa ini juga akan ikut serta dalam Tari Maku-maku.

- Advertisement -