Liang Bua, Rumah Manusia Modern Sepuluh Ribu Tahun Silam

Kehidupannya berada pada akhir Zaman Pleistosen sebelum kedatangan manusia modern di Flores.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Gua ini memiliki ukuran yang sangat besar, yakni dengan panjang 50 meter, lebar 40 meter dan tinggi 25 meter. Nama Liang Bua sendiri berasal dari Bahasa Manggarai yang artinya “gua” atau “lubang sejuk”. Liang Bua beserta gua-gua lainnya yang berada berdekatan telah lama digali oleh para arkeolog.

Penggalian tersebut dipercaya telah dilakukan sejak tahun 1930-an dan hasilnya dibawa ke Leiden, Belanda. Penggalian-penggalian terus dilakukan, baik di zaman kolonial Belanda hingga dilanjutkan di masa ini.

Saat itu, gua ini menjadi sebagai tempat kajian arkeologis yang menyimpan berlaksa daya tarik. Berdasarkan penelitian itu, tampak bahwa Gua Liang Bua dihuni manusia modern sejak 10 ribu tahun silam.

- Advertisement -

Jauh sebelum itu, ada hobbit yang menjadikan gua tersebut sebagai rumah. Di dalam Gua ini kita akan menemukan staklatit cantik yang menghias dan  menjuntai dari langit-langit gua.

Gua Liang Bua adalah warisan situs prasejarah manusia purba yang ada di Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur yang menjadi salah satu situs arkeologi penting dunia. Homo floresiensis adalah genus manusia (homo) purba yang sempat menjadi temuan menggemparkan dunia arkeologi pada awal abad 21 ini.

Managing Editor National Geographic Indonesia Mahandis Yoanata Thamrin menyebut temuan ini sebagai “cinta pertama kami” karena menjadi tajuk pertama kami versi bahasa Indonesia terbit pada 2005. Tanggapan itu diberikan dalam webinar penerbitan berbagai buku hasil penelitian Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas).

- Advertisement -

Temuan ini masuk daftar 100 keajaiban arkeologi di dunia yang ditulis oleh jurnalis sains Andrew Lawler yang dicuplik dalam majalah National Geographic Indonesia edisi November 2021. Dia menyebut Homo floresiensis sebagai “keluarga termungil” yang ditemukan di Liang Bua, Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga :  Benteng Wolio, Benteng Pertahanan Terluas di Dunia

Jatmiko, peneliti utama Puslit Arkenas membuka cerita bagaimana Homo floresiensis ditemukan untuk membuka tabir sejarah peradaban manusia, lewat buku Cerita dari Flores: Liang Bua, dari Manusia Purba hingga Manusia Modern

Gua seperti Liang Bua sangat cocok untuk menjadi amatan para arkeolog. Sebab lokasinya yang subur di antara dua sungai yang mengapitnya, menunjukkan adanya fungsinya di masa lalu sebagai tempat tinggal manusia purba. Setelah ekskavasi bertahun-tahun dilakukan, para arkeolog pun menemukan fosil Homo floresiensis berjenis kelamin perempuan.

- Advertisement -