Angklung Buhun Baduy dan Nilai Sakralnya

Angklung buhun umumnya tidak dipentaskan sebagai kesenian umum, tetapi lebih digunakan upacara sakral.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Angklung buhun Baduy berbeda dengan angklung dari Jawa Barat. Melihat bentuknya, angklung buhun lebih sederhana dan lebih banyak berfungsi sebagai alat musik intrumental tradisional.

Angklung Buhun adalah alat musik angklung tradisional dari masyarakat adat Suku Baduy yang mendiami sebagian wilayah Lebak, di Selatan Banten. Bagi masyarakat Baduy, kesenian angklung buhun ini sakral dan memiliki nilai khusus di dalamnya.

Kesenian angklung buhun biasanya hanya ditampilkan pada acara tertentu saja, terutama pada saat penanaman padi. Jadi, angklung buhun umumnya tidak dipentaskan sebagai kesenian umum, tetapi lebih digunakan upacara sakral.

- Advertisement -

Angklung buhun ini hampir sama dengan alat musik angklung pada umumnya, baik dari segi bentuk maupun suara. Namun tampilan sedikit berbeda terlihat pada pernak-pernik yang terdapat pada bagian atas bingkai angklung. Pada bagian atas angklung buhun, biasanya dihias dengan batang padi atau daun panjang yang diikat secara berkelompok.

Alat musik angklung buhun juga lebih sederhana, yakni terdiri dari 5 lima buah angklung yang ukurannya lebih lebih panjang dan ditandai dengan hiasan merumbai di atasnya.

Ft : Intrnt

Dengan jumlah yang terbatas, maka nada yang dihasilkan juga terbatas sehingga sulit sekali untuk digunakan sebagai pengiring vokal atau lagu. Kalaupun ada, harus lagu-lagu khusus yang sesuai dengan angklung buhun.

- Advertisement -

Dalam pertunjukannya, biasanya terdapat 9 jenis angklung dan 3 buah bedug kecil memanjang. Jenis angklung tersebut diantaranya indung, ringkung, gimping, dondong, enklok, indung leutik, trolok, reol 1, dan reol 2.

Sedangkan untuk bedug terdiri dari bedug, telingtung, dan ketug. Jenis-jenis instrument tersebut tentu memiliki fungsi dan makna simbol tertentu di dalamnya.

Baca Juga :  Ini Tongkonan Tertua di Toraja, Beratapkan Batu dan Berusia 700 Tahun
- Advertisement -