Kampung Adat Boamara dan Rumah Adat Strata Tertinggi

Magis, Mistis dan Fantastis. Kata-kata itu seketika terucap setibanya saya di kampung adat Boamara

Nagekeo yang Tak Banyak Orang Tahu, Temukan di Edisi Spesial Ini!

Temukan kekayaan budaya, adat istiadat, sejarah, wisata, dan kuliner khas Nagekeo melalui Majalah Digital Dimensi Indonesia. Dikemas secara menarik dengan pendekatan ilmiah yang ringan.
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Dalam kurun waktu yang lama, Dasar-dasar U Koli Laza Api tertanam dari generasi ke generasi di tanah itu. Filosofi yang menjadi dasar hidup inilah yang membuat suku terus berkembang, bergerak, menyebar ke perbukitan, dataran rendah hingga tepian sungai Aesesa, dan membentuk pemukiman.  Lalu, bagaimana filosofi itu dijalankan saat ini?

Hari itu, saya berkunjung ke Boamara, kampung adat karismatik yang berteduh dibawah tebing batu yang menjulang tinggi, terpencil namun sangat indah. Mendung menggelayut menyebar warna kelabu di penjuru langit hari itu. Deretan pegunungan tampak angkuh dan dingin.

Boamara berada di Desa Wajomara – Aesesa Selatan, sekitar 13 km dari kota Mbay. Menaiki lereng tebing beberapa kilo hingga mencapai gapura penanda kampung. Dilanjutkan dengan berjalan 400 meter jauhnya menapaki rimbunnya pohon bambu.

- Advertisement -

Kampung adat Boamara jadi salah satu kampung adat terindah di Nagekeo. Banyak pesohor yang membuat film dan iklan disini.  “Selamat datang di rumah kami,” ucap Eten, pemuda desa yang mengundang kami ke kampungnya. Dan Dihadapan saya, rumah adat tertata rapi berdiri dengan kemistisannya tak henti-hentinya membuatku terpukau.

Kampung ada itu kecil, tetapi nyaman sekali. Boamara menempati lahan yang tak begitu luas dengan kontur tanah yang tidak rata mengelilingi halaman kampung. Luasnya mungkin hanya setengah lapangan bola dan diisi 10 rumah.

Kampung Adat Boamara
Suasana kampung adat di sore hari.

Eten lalu membawa saya ke rumah kepala adat yang ukurannya paling besar dangan atap paling tinggi. Warnanya coklat, dindingnya dihiasi ukiran pria dan wanita telanjang yang jadi salah satu ciri khas rumah adat di Nagekeo.

- Advertisement -

Disana sudah berkumpul beberapa warga kampung adat. “Kami tadi ada kerja di bawah buat saluran air,” jelas salah satunya. 

Baca Juga :  Kamomose, Tradisi Mencari Jodoh Masyarakat Buton Usai Rayakan Idul Fitri

Secarah Harfiah, Bo’amara terdiri dari dua unsur kata. Unsur pertama menyimbolakan wilayah, kehidupan, tradisi, dan jumlah manusia. Unsur kedua tentang simbol atau identitas, kekayaan sumber alam atau juga berkaitan dengan peristiwa. Esensinya adalah pengingatan kembali awal mula terciptanya suatu sejarah. 

Dalam bahasa mereka, Bo’a berarti Kampung, merupakan perkumpulan yang menempati wilayah tertentu yang belum tersentuh kemodernan baik lingkungan, kehidupan, kebiasaan maupun tradisi.

- Advertisement -

Konon Penamaan kampung ini bermula dari kisah kawanan kerbau yang dituntun oleh seorang warga dari kampung tertua, Rendu Ola, untuk minum air di Lowo Sesa atau sungai Aesesa.

Ketika pulang, kawanan kerbau itu tidak lagi kembali ke rutehnya semula, namun mengarah ke dataran tinggi berbeda. Sang penuntun kerbau pun mengeluh karena kawanan kerbaunya selalu mengarah ke lokasi tersebut dan tak mau pulang. “Mara Nuka Zele” (selalu mengarah keatas).

Kampung Adat Boamara
Rumah di kampuang adat yang nyaman

Seperti kerbau, penuntun kerbau juga merasa betah dan nyaman dengan tempat itu. Hingga dinamakannya kampung ini, Bo’amara yang dalam bahasa adat disebutkan “Teka Keka Rona Boa,” dan ia menamainya “Bo’amara”. 

Setelah mendapatkan perintah dari Jogo Raja, Raja Ulu Tana Masyarakat adat suku Redu perlahan mulai berpindah menempati kampung baru tersebut. Yang kemudian diutuslah Ebu Dapa/Dapa Lewa sebagai Raja Iko Tana di Kampung Bo’amara. Perpindahan mereka, oleh Jogo Raja juga menghadiahkan Ritual Etu tinju adat untuk dilaksanakan setiap tahun di kampung Bo’amara. 

Kini generasi terus berganti. Zaman juga telah berubah, namun Bo’mara masih tetap sama saat pengembala kerbau itu membangun rumah pertama. Rumah-rumah adat yang masih berdiri dipuncak bukit itu telah memandangi lemba sungai itu selama ratusan tahun. Figur kegagahan budayanya masih terlihat jelas berlatar belakang perbukitan cadas.

Baca Juga :  Ka Sa'o, Upacara Mambangun Rumah Adat Ngada
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 79.000

Baju Kaos Keren: Rakyat Biasa

Beli di Shopee
Toner Badan Saptadasa Glycolic Toning Solution Exfoliating Toner (AGET 250ML)

Rp 79.000

Bajo Kaos Anime One Piece: Zoro

Beli di Shopee
Holly Fashion♛ BR016 BH Bra sport Push Up

Rp 79.000

Baju Kaos Anak Gunung: Jejak Explorer

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 143.560

TORCH Shibata 2 Liter Tas Selempang Bahu Pria Wanita Unisex Ringan Anti Air

Beli di Shopee
Parpum Loundry 1 Liter Pewangi Pelicin Pelmbut Pakaian

Rp 15.300

Parpum Loundry 1 Liter Pewangi Pelicin Pelmbut Pakaian

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 50.000

Sepatu Sneakers Sepatu Kerja Kuliah Travelling Sepatu Olahraga...

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 125.000

TSepatu Olahraga Badminton Pria VR3 Low / Sepatu Olahraga Outdoor

Beli di Shopee
Lavio Sepatu Pria Wanita Unisex Safety Boots High Premium

Rp 225.000

Lavio Sepatu Pria Wanita Unisex Safety Boots High Premium

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 72.000

Sepatu Lari Pria Navy Lis Stabilo Sneaker Olahraga Running Pria wanita Terbaru

Beli di Shopee
produk

Rp 109.540

Sepatu pria low - top, cocok untuk olahraga, lari, santai dan basket.

Beli di Shopee
produk

Rp 100.000

Baju Olahraga Lari Jersey Running Pria Anti UV By Azeesport

Beli di Shopee
produk

Rp 110.000

Singlet Atasan Olahraga/ Singlet Jersey Lari

Beli di Shopee