Makanan yang satu ini rasanya tidak manis dan tidak pula asin atau hambar, tetapi gurih dan renyah. Itulah ciri khas jagung titi, camilan favorit Nusa Tenggara Timur, khususnya masyarakat Flores Timur, Pulau Adonara, Solor, Lembata dan Alor Pantar.
Bagi masyarakat Lamaholot, sebutan khas untuk masyarakat Flores Timur, Lembata dan Alor Pantar. Jagung titi adalah makanan pokok yang telah dijadikan sebagai simbol pangan lokal dan menjadi ciri kehidupan masyarakat yang tersebar di pulau-pulau kecil tersebut.
Topografis wilayah Flores Timur dan pulau-pulaunya serta Lembata dan Alor, tampaknya sangat cocok untuk pengembangan tanaman jagung. Sejak zaman dulu, masyarakat Lamaholot sudah mengenal jagung, karena telah menjadikan jagung titi sebagai sumber kehidupan.
Ketika masyarakat di daerah lain sudah mulai beralih pola makannya dengan meninggalkan pangan lokal, jagung titi tampaknya tetap melekat di hati masyarakat Flores Timur, karena hidup dan besar mereka, semuanya berasal dari jagung titi.
Jagung titi lebih pas dikonsumsi saat sedang menikmati kopi pagi atau sore atau saat sedang duduk santai sambil menonton televisi, tetapi ada pula yang disiram dengan air putih dalam wadah sepiring lalu mengonsumsinya.
Agar rasa jagung titinya lebih nikmat, orang kemudian mencampurinya dengan kacang tanah goreng. Tapi, bagi masyarakat Alor Pantar, mereka lebih memilih buah kenari sebagai adonannya saat hendak menikmati jagung titi tersebut.
Untuk mengolah jagung menjadi jagung titi, memang gampang-gampang sulit. Jagung pipilan terlebih dahulu digoreng dalam kuali atau wadah lainnya dalam posisi setengah matang, kemudian diambil dua sampai empat biji kemudian menitinya atau ditumbuk.
Jagung yang dititi dengan batu segenggam tangan di atas lapisan batu berwajah datar, langsung berubah seperti emping dan bisa langsung dikonsumsi pada saat itu. Jagung bisa dititi dalam jumlah banyak, tergantung dari kemampuan sang wanita untuk menitinya.
Perempuan Lamaholot sangat menentukan nasib sejarah jagung titi, karena hanya merekalah yang bisa duduk disamping bara api sambil meniti jagung tersebut dalam keadaan panas. Tak seorang pun tahu awal mula sejarah jagung titi ini dimulai di Bumi Lamaholot.