Jagung Titi, Makanan Pokok Flores Timur yang Jadi Simbol Pangan Lokal

Dalam perjalanan sejarah, jagung titi bukan hanya memberi citra dan cita rasa sendiri bagi masyarakat Lamaholot, namun ikut menggoda selera kalangan wisatawan yang berkunjung ke Flores Timur.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Tidak diketahui pula dari mana leluhur masyarakat Lamaholot mengadopsi teknologi tersebut untuk membuat jagung titi, namun hanya satu kata yang bisa dipahami bahwa jagung titi ada karena para leluhur telah meletakkan tradisi tersebut kepada anak warisannya.

Dalam perjalanan sejarah, jagung titi bukan hanya memberi citra dan cita rasa sendiri bagi masyarakat Lamaholot, namun ikut menggoda selera kalangan wisatawan yang berkunjung ke Flores Timur, Lembata dan Alor Pantar sebagai kuliner yang mudah dijangkau.

Para wisatawan merasa belum lengkap jika belum mengantongi jagung titi untuk dibawa pulang ke daerah asalnya atau negerinya sebagai tanda mata makanan camilan masyarakat Lamaholot. Dari sini, jagung titi mulai mendunia, karena peran para wisatawan asing tersebut.

- Advertisement -

Seiring perjalanan zaman, Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga membantu mesin pembuat emping jagung kepada sejumlah kelompok masyarakat setempat untuk menghidupkan industri rumah tangga. Namun, antara jagung emping dan jagung titi tradisional, rasanya gurihnya tetap saja beda.

Jagung titi dalam bentuk emping maupun masih bersifat tradisional, kemudian dipasarkan ke sejumlah swalayan yang ada di Nusa Tenggara Timur.

Jagung titi ini sekilas nampak seperti emping melinjo khas Banten. Rasa jagung titi gurih walaupun tidak dibumbuhi namun bertesktur renyah, sehingga jagung titi menjadi camilan favorit di Nusa Tenggara Timur, khususnya bagi masyarakat yang berbudaya Lamaholot.

- Advertisement -
Ft : Intrnt

Tidak mengherankan jika masyarakat Flores Timur perantauan kembali ke kampung halaman, hal pertama dan paling penting dibawa pulang adalah jagung titi atau orang Lamaholot sering menyebutnya “Wata Kenaen“. Dan jagung titi, merupakan sebuah ikatan budaya yang tak bisa dipisahkan dengan kehidupan orang Lamaholot.

Karena itu, bagi orang Lamaholot, belum makan jagung titi rasanya belum pas, jika sudah berada di kampung halaman atau mendapat kiriman dari keluarga di kampung halaman, karena bagi orang Lamaholot di perantauan, “Wata Kenaen” bukan sekadar camilan biasa, tetapi memiliki makna kultural, nostalgia dan membawa simbol Lamaholot yang khas.

Baca Juga :  Nostalgia di Soja Drink, Warung Kopi Kekinian di Mbay

Dengan mengonsumsi jagung titi, orang Lamaholot seakan-akan diingatkan untuk tidak lupa kampung halaman. Ibarat kata pepatah “Lebih baik hujan batu di negeri sendiri dari pada hujan emas di negeri orang”.

- Advertisement -

Maka, tidak mengherankan jika ada orang Lamaholot yang merantau di Tanah Jawa atau Malaysia tak pulang-pulang bisa jadi karena sudah tidak pernah mencicipi gurihnya jagung titi. Inilah simbol keagungan jagung titi yang tersirat dalam kehidupan orang Lamaholot.

- Advertisement -