Pulau Rote, Antara Dinasti Chola Dan Serbuan Imigran Dari Utara

Ketika Dinasti Chola yang saat itu memperluas daerah kekuasaannya, dimana mereka menganeksasi Ceylon serta pulau-pulau lain disekitarnya.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Ketika Dinasti Chola yang saat itu memperluas daerah kekuasaannya, dimana mereka menganeksasi Ceylon serta pulau-pulau lain disekitarnya.”

Dahulu Pulau Rote dikenal dengan sebutan “Lolo Neo Do Tenu Hatu” atau dengan penamaan “Nes Do Male” ada juga “Lino Do Nes” yang berarti pulau sunyi dan tidak berpenghuni. Nama tersebut bermula dari kedatangan pedagang-pedagang Portugis dan kegiatan misionaris di Indonesia sejak tahun 1512 hingga 1605.

Dalam sebuah kisah digambarkan di sebelah utara timur laut pulau Rote muncul kapal-kapal Portugis yang berlabuh. Pada saat itu mereka bertemu dengan salah seorang penduduk asli pulau tersebut dan bertanya, “tempat apakah ini?”, dan dengan tidak mengerti apa yang dimaksud, orang tersebut menjawab dengan menyebut namanya sendiri, “Rote”, yang dipahami oleh pendatang Portugis sebagai nama dari tempat tersebut.

Bermula dari peristiwa tersebut pulau Rote yang sekarang menjadi satu kesatuan Kabupaten dalam Propinsi Nusa Tenggara Timur, dikenal dengan nama Rote.

- Advertisement -

Pembenaran dari cerita tentang asal mula nama Rote didukung dengan adanya penduduk asli yang terdapat di Rote Timur, yang juga memiliki marga “Rote”. Dalam sebuah arsip pemerintahan Hindia Belanda Pulau Rote ditulis dengan nama “Rotti” atau “Rottij”. Belum dapat dipastikan asal-usul sesungguhnya masyarakat Rote.

Sekiranya berdasarkan berbagai pandangan serta argumen yang disampaikan untuk memperkuat macam pendapat tentang asal-usul masyarakat Rote sebelumnya butuh untuk dikaji lebih lanjut.

Lewat penuturan syair yang dibawakan oleh para ketua adat, digambarkan bawah dahulunya pulau Rote yang awalnya tidak berpenghuni kemudian didiami oleh sebuah kelompok suku yang menurut cerita berasal dari tanah atas atau Lain Do Ata (sebelah utara). Dalam sumber lain dikatakan juga bahwasanya penduduk pertama yang mendiami pulau Rote adalah berasal dari Ceylon, sekarang dikenal dengan nama Sri Lanka.

- Advertisement -
Baca Juga :  Rekomendasi Tempat Wisata Wajib di Kabupaten Rote Ndao, Serpihan Surga di Wilayah Paling Selatan Indonesia

Hal ini disampaikan berdasarkan fakta tentang kesamaan nama-nama tempat, pola kekerabatan antara orang Rote dan Ceylon, serta cara-cara orang Ceylon dalam hal menyadap lontar untuk memperoleh nira.

Menanggapi pernyataan di atas, jika benar penduduk pertama yang mendiami pulau Rote adalah benar mereka yang berasal dari Ceylon, maka kemungkinan awal kedatangan mereka bersamaan dengan dominasi imigran-imigran dari utara.

Hal ini bermula ketika Dinasti Chola yang saat itu memperluas daerah kekuasaannya, dimana mereka menganeksasi Ceylon serta pulau-pulau lain disekitarnya, dan pada tahun 1025 mereka menyerbu Kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Semenanjung Melayu pada tahun 1068 sampai 1069. Setelah dominasi tersebut mulailah etnis Asia Tenggara diserbu oleh imigran-imigran dari utara, dimana India dan Ceylon menjadi sumber pengaruh budaya.

- Advertisement -

Pendapat lain mengatakan tentang asal masyarakat Rote yang berasal dari pulau Ceram/Seram. Adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah utara pulau Ambon yang kini menjadi satu kesatuan daerah dalam Propinsi Maluku, dimana dari seluruh kepulauan di Maluku, pulau Ceram merupakan pulau tertua dari struktur geologi yang pada zaman Pleistoceen masih terdapat hubungan antara daratan Asia Tenggara dengan kepulauan Indonesia bagian barat.

Berdasarkan cerita-cerita rakyat ada yang mengatakan bahwa kedatangan penduduk pertama di pulau Rote berasal dari sebuah tempat yang bernama Dai Laka, adalah salah satu tempat yang berada di pulau Ceram. Mereka yang datang pertama kali adalah sebuah keluarga yang dikenal dengan marga Oke Mie. Dari pulau Ceram mereka berlayar menyebrangi Selat Pukuafu hingga tiba di pulau Rote.

Setelah Oke Mie datang dengan keturunannya, datang juga satu kelompok keluarga yang kemudian bermukim di sebuah kampung di Pantai Bilba yang bernama Danohloon. Serbuan penduduk pulau Ceram menuju Rote juga datang dari suku Alifuru. Suku Alifuru menurut cerita-cerita rakyat di Maluku khususnya Maluku Tengah merupakan penduduk asli dari pulau Ceram atau Pulau Ibu (Nusa Ina) yang kemudian menyebar dan mendiami pulau-pulau sekitarnya.

Baca Juga :  Kebudayaan Etnis Tionghoa, Sumber Pariwisata Provinsi Riau
- Advertisement -