Saya menjulukinya kebupaten seribu gunung. Beda sakali dengan kabupaten tetangganya, Sidrap yang lebih lapang, di Enrekang, sejauh mata memandang hanya ada gunung. Gunung disulap jadi sawa dengan bedeng yang indah. Ternak mancari makan di gunung. Pedesaan pun banyak di daerah pegunungan.
Saya perna ke salah satu desa di Enrekang yang lokasinya di daerah gunung. Dengan susah paya, motor metik yang saya gunakan seakan memohon ampun, tak sanggup melanjutkan perjalanan. Jalan menanjak, meliuk, juram yang dasarnya tak terlihat siap memakan siapapun yang tak awas dalam mengendarai kendaraanya. Motormu harus dalam performa 99% bila hendak kesana. Desa itu bernama Kaluppini.
Beruntung pemerintah kabupaten ini begitu memperhatikan pembangunan desanya, ratusan kilometer jalan disisi gunung, dibeton. Listrik pun telah mengalir hingga ke desa. Pemerintah sadar bila desa jadi sumber ekonomi yang memutar roda ekonomi daerah ini. Berbagai kebutuhan pertanian seperti sayur, kakako, jagung hingga aneka buah semua berasal dari desa.
Enrekang memang seperti itu. Kota yang tak begitu luas hanya jadi pusat pemerintahan, mengatur semua kebutuhan warganya. Pasar dibangun, dijadikan sebagai pusat perputaran ekonomi. Jangan haran saat hari pasar, Kota begitu ramai. Warga desa datang membawa aneka komoditi seperti kakao, lada, jagung, kemiri untuk dijual. Hasilnya akan digunakan membeli aneka keperluan rumah tangga selama beberapa hari. Rutinitas itu terus berputas seperti roda.
Anak dari desa banyak pula yang ke kota, menempu pendidikan SMP dan SMA. Memang di desa yang penduduknya tak begitu banyak, biasanya hanya ada sekolah dasar. Mereka yang ingin lanjut harus merantau ke kota atau menempu perjalanan jauh ke daerah yang ada SMP dan SMA-nya. Banyak yang begitu. Mereka memilih membantu orang tua di ladang walau harus melintasi 2-3 gunung demi mengejar cita-cita. Yah, lagi-lagi gunung.
Namun, apa yang salah dengan gunung? Dari gunung kita bisa melihat permukaan bumi lebih luas. Enrekang pun masih alami. Sangat cocok untuk merawat sunyi. Jalannya masih lengang. Warganya masih suka berjalan.
Enrekang juga dijuluki gudang sayuran, berlimpa malah. Bawang merah daerah ini telah dinikmati seluru provensi di Indonesia. Objek wisata alam hingga warisan budaya masih terjaga alami. Singgalah!