Benteng Ranu Hitu, Benteng 7 Lapis yang Mistis

Ada satu kabupaten di NTT yang menyembunyikan sejarah yang indah. Kabupatan itu bernama Belu.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Benteng Ranu Hitu atau masyarakat menyebutnya Benteng Lapis 7  berada di atas bukit Makes membuat benteng juga disebut Benteng Makes. Benteng ini jadi pertahanan utama Kerajaan Dirun pada perang tradisional antar suku jaman dulu.

Menurut cerita masyarakat setempat, Benteng Ranu Hitu/Makes telah ada sebelum Portugis datang. Benteng ini juga telah beberapa kali berpindah tangan hingga dijaga tiga pahlawan lokal dari tiga suku, suku Sri Gatal, suku Loos, dan Monesogo.

Benteng ini dulunya jadi tempat para pahlawan, atau yang biasa di sebut Meo mengatur siasat perang dan berlatih ilmu kebal sebelum maju ke medan perang.

- Advertisement -
Benteng 7 Lapis
Pintu masuk Benteng 7 Lapis

Benteng Ranu Hitu/Makes dibangun dengan 7 lapis pertahanan. Lapisan pertama diawali dari pintu masuk yang ditandai dengan susunan batu setinggi dada orang dewasa hingga ke lapisan terakhir. Nah, batu-batu yang digunakan untuk membangun benteng, konon didatangkan dari Desa Lewalo dan Desa Ikin.

Benteng Ranu Hitu sendiri konon kabarnya dibuat tujuh hari tujuh malam. Saat siang hari dikerjakan manusia dan pada malam hari dikerjakan para arwah leluhur. Di lapisan ke 7 terdapat area bulat dari batu membentuk sebuah tempat pertemuan, tempat dimana raja-raja jaman dulu berkumpul.

Susunan ruang pertemuan dari batu itu masih asli yang tersusun dari batu-batu alam pipih yang diatur dan dusun melingkar. Di bagian tengah tempat pertemuan ada dua buah batu besar dan kecil yang katanya dipergunakan untuk menaruh kepala musuh mereka jaman dulu.

- Advertisement -

Salah satu bangku batu terlihat tergeletsk sebagai singasana batu yang lebih tinggi. Ternyata itu jadi tempat duduk raja Suku Uma Metan. Sebuah batu bulat pipih juga tergeletak sebagai alas duduk yang hingga kini tidak boleh diduduki oleh siapapun juga.

Baca Juga :  Ritual Tiwah, Ritual Menuju Surga Suku Dayak Ngaju

Masyarakat Timor menyakinin jika ada yang menduduki bangku tersebut, maka nasib buruk bisa menimpa mereka. Di belakang bangku itu terdapat sebuah batu persegi panjang yang merupakan makam dari Raja Dasi Manu Loeq, raja pertama Kerajaan Dirun.

Salah satu tradisi suku yang masih berlanjut hingga kini, mereka punya kebiasaan menaruh sirih pinang di dekat makam sang raja-raja. Dengan menaruh sirih pinang di dekat makam raja suku Uma Metan percaya bahwa arwah leluhur masih banyak bersemayam di tempat itu.

- Advertisement -

Tidak heran suasana mistis terasa kental saat berada disana. Di bagian belakang benteng, terdapat Hol Makes. Tempat ini digunakan untuk memanggil pasukan/rakyat dan jadi tempat khusus untuk meneriakkan perang jaman dulu.

Letaknya yang berada di pinggir tebing berdekatan dengan lembah-lembah membuat suara kita ketika berteriak akan terdengar keras  karena efek pantulan dari lembah-lembah tersebut. Terbayangkan bagaimana situasi pada masa itu, ketika genderang perang ditabu.

- Advertisement -