Asal Usul Jalangkote. Jalangkote, jajanan khas Kota Makassar, Sulawesi Selatan, memiliki bentuk dan isi yang menyerupai kue pastel basah. Makanan ini telah diakui sebagai salah satu dari 10 ikon kuliner Kota Makassar dan telah resmi ditetapkan oleh pemerintah setempat.
Ukurannya yang cukup besar, dilengkapi dengan isian sayuran, telur, bihun, mie, dan daging membuat jalangkote sangat diminati. Isian sayurannya mencakup berbagai macam, seperti wortel, ubi, tauge, dan lain-lainnya.
Sebagai pelengkap, jalangkote biasanya disajikan dengan sambal cair yang terbuat dari cabai dan campuran cuka.
Meskipun dianggap sebagai makanan ringan, jalangkote cukup mengenyangkan karena komposisi isinya yang kaya. Selain menjadi cemilan, masyarakat setempat sering kali menjadikannya sebagai menu sarapan atau hidangan dalam berbagai acara dan hajatan. Lalu bagaimana sih Asal usul Jelangkote?
Asal Usul Jalangkote
Menurut definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jalangkote adalah jenis penganan yang terbuat dari campuran tepung terigu yang kemudian diisi dengan taoge dan mi.
Menurut informasi yang diambil dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI), jalangkote telah diakui sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sejak tahun 2015.
Meskipun asal-usulnya tidak terlacak secara pasti, masyarakat Bugis-Makassar telah lama mengonsumsi makanan ini. Jalangkote memiliki cita rasa gurih dan sering kali dihidangkan sebagai pelengkap minuman seperti teh, untuk tamu, atau saat berjalan-jalan.
Menurut Dr. Firman Saleh, seorang budayawan dari Universitas Hasanuddin, nama “jalangkote” memiliki asal-usul yang menarik.
Katanya, makanan ini kemungkinan diberi nama “jalangkote” karena para penjualnya, yang kebanyakan adalah anak-anak, seringkali menjajakan makanan tersebut sambil berjalan dari satu tempat ke tempat lain sambil berteriak.
Dalam bahasa Makassar, istilah “jalangkote” terdiri dari dua kata, yaitu “jalang” yang berarti “jalan”, dan “kote” yang mengacu pada bunyi atau teriakan, mirip dengan suara yang dihasilkan oleh ayam. Jadi, nama “jalangkote” dapat diartikan sebagai makanan yang dijajakan sambil berteriak di jalanan.
Meskipun jalangkote telah menjadi makanan yang cukup populer, sejarahnya mencatat bahwa makanan ini telah dikenal sejak abad ke-19 di Makassar. Hal ini menunjukkan bahwa jalangkote dapat dianggap sebagai salah satu jenis makanan modern yang muncul pada periode tersebut. Asal usul jalangkote yang menarik mencerminkan kekayaan budaya masyarakat Bugis-Makassar.