Asal usul Aka Bilan. Ini bukan nama seseorang ya. Aka Bilan adalah kuliner tradisional dari Kabupaten Malaka, NTT yang berbahan utama sagu.
Aka Bilan dibuat seperti roti yang dipipihkan lalu dibakar diatas tungku kayu lalu taburi kacang hijau rebus di atasnya sebagai topping. Panganan tradisional ini sangat nikmat jika dimakan panas-panas sambil menyeruput segelas kopi dipagi hari.
Nah, nama Aka Bilan sendiri berasal dari dua suku kata. Akar dalam bahasa Tetum berarti sagu dan bilan yang berarti dibolak-balik.
Jadi Aka Bilan adalah sagu yang dibolak- balik. Hal ini mungkin terinspirasi dari cara orang Malaka membuat Aka Bilan yang harus dibolak-balik saat dibakar di atas dua buah kuali kecil bernama babilak yang terbuat dari tanah liat.
Pada zaman dahulu, Aka bilan jadi makanan pokok masyarakat perbatasan Timor Leste sebelum mengenal jagung, ubi-ubian dan padi. Masyarakat dulu menjadikan Aka Bilan sebagai makanan pokok utama mereka.
Namun seiring waktu bergerak, masyarakat semakin banyak memproduksi padi dan jagung, makan lezat ini pun lebih banyak dinikmati sebagai kudapan.
Lalu bagaimana sih cara membuat kudapan ini? Sagu yang digunakan untuk membuat Aka Bilan terlebih dahulu harus diolah dengan proses yang panjang. Sugu harus dipotong terlebih dahulu, ditumbuk, dijemur, serta disaring. Kira-kira memakan waktu 3 hari untuk memperoleh bahan utamanya.
Setelah mendapatkan tepung sagu, bahan utama itu lalu ditakar sesuai kebutuhan pada nampan. Sehabis itu tepung sagu dicampur parutan kelapa, garam lalu tambahkan sedikit air.
Kemudian sediakan babilak yang telah dipanasi pada tungku sehingga adonan sagu siap dibakar. Gunakan kayu sebagai bakar agar hasilnya merata sempurna dan punya wangi khas.
Kelezatan Aka Bilan juga dapat ditingkatkan dengan menambahkan kelapa parut atau gula kelapa sebagai topping.
Cara Menikmati
Aka Bilan memang bukan lagi makanan pokok masyarakat Malaka. Walau telah ada sejak jaman dulu, kini kuliner tradisonal ini tak mudah dinikmati lagi.Â
Namun, jika menikmati gurihnya aka bila, kamu bisa mendatangi pasar-pasar tradisonal yang ada di Kabupaten Malaka. Untuk harganya sendiri, empat lempeng Aka Bilan dijual seharga Rp 5.000.
Sangat murah untuk makanan legendari yang berumur ratusan tahun.