Kata orang, hobi bukanlah suatu pekerjaan yang pasti. Hobi hanyalah sebatas melepas penat di waktu-waktu tertentu saja. Yah, bisa saja semua orang berkata demikian. Namun bagaimana jika hobi itu dilengkapi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi? Apakah masih ragu? Tentu tidak mudah.
Setiap usaha harus dibarengi dengan tekun belajar dan kerja keras agar hobi menjadi suatu pekerjaan yang menghasilkan. Sekiranya itu dulu. Kita lanjut dengan membahas destinasi wisata Watumitong yang saya kunjungi.
Kunjungan kali ini adalah Watu Mitong sebagai lokasi Prewedding. Berhubung kami berada di Mbay. Kami tak mungkin pergi ke Bajawa. Yah sudahlah, kami mengambil rute yang lebih minimalis. Lebih dekat jika dari Kota Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo, menuju Riung.
Mumpung di sana, sekaligus mengulas tentang wisata cantik ini. Nah, keindahan alam Nusa Tenggara Timur memang tak pernah habis, terkhusus pulau yang bernama “Cabo de Flores” yang berarti “Tanjung Bunga” yaitu pulau Flores.
Saat ini memang Labuan Bajo masih menjadi wisata terbaik, namun tidak juga harus kesana. Masih banyak destinasi pilihan yang bisa kita kunjungi seperti Nagekeo dan taman wisata 17 Pulau Riung, di Desa Latung, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 17 Pulau Riung di pantai Utara ini menawarkan wisata bahari dengan sajian gugusan pulau-pulau kecil, dan ribuan kelelawar yang menempati pulau itu.
Nah Watu Mitong memang cantik. Sebelas dua belas dengan calon pengantin perempuan. Ada pandangan bahwa tempat ini mirip seperti Raja empat di Papua ataupun Pulau Padar di Labuan Bajo. Sekilas mirip namun semua memiliki keunikan tersendiri. Dari puncak Watu Mitong kita dapat melihat view cantik pulau-pulau kecil di sekitarnya. Nama Watu Mitong sendiri adalah nama yang diambil dari bahasa lokal yang berarti batu hitam.
Watu Mitong Belum Eksis di Media Sosial
Tentu saja Watu Mitong tak sekreatif Labuan Bajo. Masyarakat Labuan Bajo mulai sadar dan banyak belajar dari setiap pengunjung yang datang.
Misalkan wisatawan dari Tanah Jawa ataupun asing mereka akan memanfaatkan media seperti Tiktok, Instagram, Facebook, Twitter, LinkedIn, Line, Telegram, pinterest dan Website sebagai ajang promosi diri mereka sendiri. Dengan kualitas foto dan caption yang baik. Sehingga mampu memberikan informasi bagi setiap orang yang akan berkunjung.
Selain itu, tak ada pohon untuk berteduh ataupun lapak yang menyediakan kebutuhan pengunjung. Dalam perjalanan kali ini adalah momen baik. Suatu keuntungan bagi Pemerintah Ngada. Tugas kami hanya datang menikmati alamnya dan sekaligus memperkenalkan Watu Mitong.
Mengutip dari beberapa sumber bahwa, “Eksistensi Watu Mitong di media sosial sangat sedikit. Juga penggunaan tagar #watumitong baru mencapai 100 unggahan. Salah satu strategi yang dicanangkan pemerintah kabupaten Ngada dalam meningkatkan branding kawasan wisata di daerahnya adalah peningkatan aksesibilitas sarana dan prasarana transportasi. Namun dengan jarak tempuh dua-tiga jam dari pusat kabupatennya yang berada di Selatan, tampaknya membuat pembangunan jalan belum sepenuhnya mencapai tempat ini.”