Tradisi Mesuryak, Ritual Mengantar Roh Leluhur

Mesuryak adalah ritual yang dilakukan secara turun-temurun oleh warga Desa Bongan, Kabupaten Tabanan, Bali untuk merayakan Hari Raya Kuningan.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Terdapat sebuah tradisi Bali yang lebih dikenal dengan tradisi Mesuryak. Tradisi warisan leluhur masih bertahan hingga saat ini. Apalagi, dalam tradisi ini masyarakat Bali melakukannya dengan gembira dan bahkan bagi-bagi uang.

Upacara Mesuryak digelar bertepatan pada Hari Raya Kuningan setiap 6 bulan sekali untuk beramal sekaligus memberikan bekal dan mengantarkan roh para leluhur kembali ke Sang Pencipta dengan rasa suka cita.

Tradisi yang sudah berlangsung turun temurun itu, umat Hindu berkumpul di jalanan Desa untuk ikut merayakan kemenangan. Sejurus kemudian, warga saling berebut menangkap uang yang dilemparkan warga lainnya dalam tradisi Mesuryak.

- Advertisement -

Tujuan Tradisi Mesuryak Bali

Tujuan adanya tradisi mesuryak adalah untuk memberi bekal serta mengantarkan roh para leluhur kembali ke nirwana dengan rasa suka cita. Menurut kepercayaan orang Hindu, para roh leluhur turun ke dunia pada Hari Raya Galungan dan akan kembali ke surga pada Hari Raya Kuningan. Oleh karena itu, momen tersebut merupakan momen yang istimewa bagi masyarakat Hindu Bali.

Para roh leluhur itu akan diantarkan kembali dengan sorak sorai, suka cita dan beramai-ramai dalam tradisi Mesuryak. Tradisi Mesuryak sebelumnya diawali dengan melakukan persembahyangan di pura keluarga dan di Pura Kahyangan tiga yang terdapat di desa adat setempat.

Setelah melaksanakan persembahyangan, para warga membawa sesajen ke depan pintu rumah mereka, dan selanjutnya akan ada yang memimpin melantunkan doa-doa, biasanya yang akan memimpin adalah pemangku (pemimpin upacara) atau juga seseorang yang dituakan. Setelah itu acara langsung dilanjut dengan tradisi ini.

- Advertisement -

Saat semua persiapan telah dilakukan, barulah upacara ini dapat berjalan. Mekanismenya adalah setiap anggota keluarga memberi bekal kepada leluhur sesuai dengan kemampuan, dari uang logam hingga uang kertas (dalam pecahan Rupiah). Uang itu kemudian dilempar dan warga saling berebut.

Baca Juga :  Tari Lego-lego, Lambang Persatuan Orang Alor

Tradisi Mesuryak juga memiliki makna kemakmuran. Uang yang dilempar untuk leluhur disimbolkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi (Sang Pencipta Yang Maha Kuasa).

- Advertisement -