Suku Polahi dan Tradisi Perkawinan Sedarah

Kehidupan para penduduk suku Polahi diwarnai pula dengan adanya tradisi atau kebudayaan yang bersifat kontroversial.

Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Sosok Tuhan yang pertama bagi masyarakat Polahi adalah Pulohuta. Sosok ini digambarkan sebagai sosok yang hidup dan berkuasa atas tanah. Oleh karena itu orang Polahi selalu melakukan hal semacam ritual doa untuk meminta izin pada Pulohuta sebelum membuka lahan.

Suku Polahi memang suka melakukan kegiatan berkebun, oleh karena itu mereka selalu membutuhkan lahan. Pembukaan lahan untuk berkebun akan diawali dengan doa permohonan izin pada Pulohuta agar apa yang dilakukan oleh suku ini bisa menjadi berkah dan selamat.

Sedangkan Tuhan yang kedua dinamakan Lati. Berbeda dengan Pulohuta yang diyakini berkuasa atas tanah, Lati diyakini mendiami pepohonan. Lati digambarkan sebagai sosok makhluk-makhluk kecil yang ada di dalam pepohonan.

- Advertisement -

Hal ini menyebabkan Suku Polahi selalu melakukan semacam ritual untuk mengusir Lati dari pohon yang akan ditebang. Jika orang Polahi ingin menebang pohon maka sebelumnya mereka akan membakar menyan sambil mengucapkan beberapa mantra untuk mengusir Lati dari pohon yang dijadikan sebagai tempat tinggalnya.

Kemudian Tuhan yang ketiga adalah Lausala. Lausala digambarkan sebagai sosok makhluk yang selalu memiliki keinginan untuk membunuh warga Polahi. Lausala digambarkan sebagai sosok yang seolah haus akan darah. Padahal sebenarnya warga suku Polahi ini belum pernah bertemu secara langsung dengan Lausala.

Kepercayaan mengenai tiga Tuhan ini memang tampak unik. Namun keberadaan tiga Tuhan ini tidak pernah menjadi persoalan bagi warga dan tidak pernah membuat warga menjadi berselisih.

- Advertisement -

Orang Polahi memang hidup di daerah terpencil dan cenderung mengalami keterbelakangan karena jauh dari perkembangan. Namun untuk saat ini, warga Polahi sudah mulai berbaur dengan masyarakat daerah lain. Terutama warga Polahi yang tinggal dan menetap di daerah Asparaga.

Baca Juga :  Kerajaan Ende dan Sejarah Keagamaan di Flores

Setidaknya warga suku P0lahi saat ini sudah mulai berkomunikasi dengan masyarakat desa lain yang letaknya dekat dengan tempat pemukiman mereka. Mereka berharap agar pemerintah dapat menerima keberadaan mereka seperti suku yang lainnya.

Mereka juga berharap agar pemerintah dapat melindungi dan memperlakukan mereka dengan layak dan manusiawi. Kehidupan Suku Polahi kini semakin berkembang dan mulai meninggalkan tradisi lama dan kepercayaan lamanya.

- Advertisement -