Sri Sultan Hamengku Buwono V: Pemimpin di Tengah Kegoncangan

Sri Sultan Hamengku Buwono V bukan hanya dikenang sebagai pemimpin yang bijaksana, tetapi juga sebagai pelestari dan inovator seni dan budaya. Karya-karyanya tetap hidup, terus menginspirasi, dan memberi dampak besar pada perkembangan budaya Jawa hingga kini.

Nagekeo yang Tak Banyak Orang Tahu, Temukan di Edisi Spesial Ini!

Temukan kekayaan budaya, adat istiadat, sejarah, wisata, dan kuliner khas Nagekeo melalui Majalah Digital Dimensi Indonesia. Dikemas secara menarik dengan pendekatan ilmiah yang ringan.
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Di sebuah dunia yang jauh berbeda dari masa kini, lahirlah seorang pewaris kerajaan pada tanggal 20 Januari 1821. Ia diberi nama Gusti Raden Mas Gatot Menol, seorang anak dari Sri Sultan Hamengku Buwono IV dan Gusti Kanjeng Ratu Kencono. Dalam usia tiga tahun, takdir menyeretnya ke tahta setelah wafatnya sang ayahanda, menjadikannya penguasa termuda dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono V.

Dunia kecil sang pangeran berubah menjadi arena yang rumit. Tumbuh di bawah naungan kasih sayang ibunda dan dewan wali yang penuh tanggung jawab, ia dibentuk menjadi sosok yang halus dalam bicara dan enggan memilih kekerasan sebagai jalan keluar.

Sejak masa kecilnya, ia hidup dalam bayang-bayang pengawasan, dengan keputusan-keputusan besar kerajaan dikendalikan oleh para wali—Ratu Ageng, Ratu Kencono, Pangeran Mangkubumi, dan Pangeran Diponegoro. Sementara itu, tangan-tangan kolonial Belanda, melalui Patih Danurejo III dan residen mereka, mengatur alur pemerintahan di balik layar.

- Advertisement -

Namun, roda sejarah berputar dengan cepat. Tahun 1826, perang besar yang mengguncang pulau Jawa meletus. Perang Jawa, begitu nama yang kelak dikenang, mewarnai tahun-tahun awal pemerintahan sang Sultan muda.

Dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, peperangan ini menjadi perjuangan epik melawan tekanan kolonial. Penghinaan terhadap tradisi keraton, meningkatnya pajak, wabah kolera, gagal panen, dan eksploitasi lahan-lahan keraton oleh orang Eropa menjadi pemicu utama.

Pangeran Diponegoro, dengan daya tarik kharismatiknya, berhasil menyatukan masyarakat yang berbahasa Jawa di kawasan tengah dan selatan pulau. Santri-santri keraton, pelajar pesantren, hingga para pengikut Kyai Mojo bergabung dalam aliansi suci. Bersama-sama, mereka mengguncang fondasi kekuasaan kolonial, menimbulkan kerugian besar bagi Belanda. Ribuan prajurit infanteri, artileri, dan kavaleri dikerahkan, termasuk bala bantuan yang didatangkan langsung dari negeri Belanda.

- Advertisement -
Baca Juga :  Masyarakat Tamil dan Kebudayaannya di Medan

Namun, Belanda memiliki keunggulan dalam strategi dan teknologi. Pada tahun 1827, di bawah komando Jenderal De Kock, mereka mengepung pasukan Diponegoro di jalur sempit antara Sungai Progo dan Sungai Bogowonto. Setelah pertempuran panjang dan melelahkan, pasukan Diponegoro, yang terkikis oleh waktu dan sumber daya, mulai melemah dan akhirnya jatuh dalam perangkap kolonial.

Di tengah semua itu, Sultan Hamengku Buwono V, meskipun hanya seorang anak muda, menyaksikan kerajaannya berada di pusat badai. Peristiwa-peristiwa besar ini menjadi bayangan panjang yang membentuk karakternya, menggambarkan realitas kekuasaan yang kompleks di dunia di mana kepemimpinan seringkali tidak ditentukan oleh usia, tetapi oleh keberanian untuk bertahan.

Akhir Sebuah Perjuangan, Awal Sebuah Strategi

Pada sebuah pagi yang tenang, Hari Minggu tanggal 28 Maret 1830, konspirasi mencapai puncaknya di Wisma Residen Kedu. Di sana, De Kock dengan taktik dan bujuk rayu, berhasil menangkap Pangeran Diponegoro, sang pemimpin pemberontakan yang telah mengguncang Jawa.

- Advertisement -

Dengan penuh kehormatan terakhir, sang pangeran yang tak pernah menyerah di medan perang, diangkut menuju Semarang, lalu ke Batavia. Takdir akhirnya membawa beliau ke Manado, kemudian ke Makassar, di mana beliau menghabiskan sisa hidupnya hingga wafat pada tanggal 8 Januari 1855.

Berakhirnya Perang Diponegoro membuka babak baru bagi Keraton Yogyakarta. Perlahan, situasi kembali stabil. Namun, stabilitas ini tidak terwujud tanpa pengorbanan. Sri Sultan Hamengku Buwono V, yang telah menyaksikan dampak perang secara langsung, mengubah pendekatan kerajaannya. Ia memutuskan untuk mendekatkan diri kepada pemerintah Hindia-Belanda. Bukan sebagai bentuk kepatuhan penuh, tetapi sebagai strategi perang pasif—menawarkan perlawanan dalam diam, tanpa pertumpahan darah.

Dengan pendekatan ini, sang Sultan berharap dapat menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan, demi menjaga keamanan dan kesejahteraan rakyat Yogyakarta. Dalam masa damai yang terwujud, Sultan lebih memusatkan perhatiannya pada seni dan sastra.

Baca Juga :  Sri Sultan Hamengku Buwono VII: Pemimpin Visioner di Tengah Tekanan Kolonial

Ia mengarahkan energinya untuk menghidupkan kembali jiwa budaya keraton. Di bawah pengawasannya, banyak karya sastra dan keris pusaka yang dihasilkan, menjadi simbol kekuatan budaya yang tak tergoyahkan di tengah tekanan kolonial.

SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 79.000

Baju Kaos Keren: Rakyat Biasa

Beli di Shopee
Toner Badan Saptadasa Glycolic Toning Solution Exfoliating Toner (AGET 250ML)

Rp 79.000

Bajo Kaos Anime One Piece: Zoro

Beli di Shopee
Holly Fashion♛ BR016 BH Bra sport Push Up

Rp 79.000

Baju Kaos Anak Gunung: Jejak Explorer

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 143.560

TORCH Shibata 2 Liter Tas Selempang Bahu Pria Wanita Unisex Ringan Anti Air

Beli di Shopee
Parpum Loundry 1 Liter Pewangi Pelicin Pelmbut Pakaian

Rp 15.300

Parpum Loundry 1 Liter Pewangi Pelicin Pelmbut Pakaian

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 50.000

Sepatu Sneakers Sepatu Kerja Kuliah Travelling Sepatu Olahraga...

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 125.000

TSepatu Olahraga Badminton Pria VR3 Low / Sepatu Olahraga Outdoor

Beli di Shopee
Lavio Sepatu Pria Wanita Unisex Safety Boots High Premium

Rp 225.000

Lavio Sepatu Pria Wanita Unisex Safety Boots High Premium

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 72.000

Sepatu Lari Pria Navy Lis Stabilo Sneaker Olahraga Running Pria wanita Terbaru

Beli di Shopee
produk

Rp 109.540

Sepatu pria low - top, cocok untuk olahraga, lari, santai dan basket.

Beli di Shopee
produk

Rp 100.000

Baju Olahraga Lari Jersey Running Pria Anti UV By Azeesport

Beli di Shopee
produk

Rp 110.000

Singlet Atasan Olahraga/ Singlet Jersey Lari

Beli di Shopee