Pulau Sumba, The Best Beautiful Island in The World

The Best Beautiful Island in The World. Majalah terkemuka Jerman menobatkan sumba sebagai pulau terindah di dunia pada tahun 2018.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Seluas 11.153 kilometer persegi, Pulau Sumba tidak hanya menyimpan keanekaragaman dan keindahan alam, namun juga memiliki budayanya yang tersohor di mata dunia. Tidak mengherankan bila 19,03% desa wisata yang ada di Indonesia terpusat di Provinsi NTT termasuk Pulau Sumba (Statistik Potensi Desa, 2018). Salah satu representasi terbaik keindahan Pulau Sumba dapat kita jumpai pada Desa Adat Ratenggaro.

Letak desa adat ini berada di ujung selatan Sumba. Tepatnya di Desa Maliti Bondo Ate, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, satu dari empat kabupaten yang membelah pulau berjuluk Negeri Seribu Bukit. Lokasinya persis di muara Sungai Wai Ha dan bersebelahan dengan Kampung Adat Wainyapu.

Kisah Peperangan

Penamaan Ratenggaro sendiri merupakan gabungan dua kata, rate yang berarti kuburan dan garo, nama suku di Sumba. Dari hikayat setempat diketahui bahwa desa ini awalnya terbentuk usai perang antarsuku, di antaranya melibatkan warga dari Suku Garo.

- Advertisement -

Perang berakhir ketika Suku Garo dikalahkan lawan dan seluruh warganya terbunuh serta dimakamkan di sekitar wilayah peperangan. Kisah inilah yang menyebabkan desa tersebut dinamai Desa Ratenggaro.

Seluruh orang yang terbunuh dalam peperangan tersebut dikubur dalam bebatuan atau menhir. Kubur batu ini berserak di sekitar desa, bahkan jumlahnya mencapai 304 buah.

Teknik menhir di perkampungan ini diketahui sudah ada sejak zaman megalitikum atau sekitar 4.500 tahun lampau. Bentuknya beraneka rupa, umumnya seperti sebuah meja batu datar ditopang oleh pilar, tentunya berbahan batu pula.

- Advertisement -
Pulau Sumba
Pulau Sumba. INT

Di antara kubur batu itu terdapat makam pendiri Ratenggaro, Gaura dan istrinya, Mamba. Beberapa menhir terletak di tepi pantai, sekitar 500 meter di belakang perkampungan. Dua di antaranya sangat istimewa.

Baca Juga :  Tradisi Baku Pukul Manyapu, Unik Dan Kontroversi

Kubur batu pertama adalah milik Ratondelo, anak laki-laki pasangan Gaura-Mamba, di kemudian hari dipercaya sebagai Raja Sumba. Setelahnya adalah kubur batu dari Rato Pati Leko, seorang pejuang paling dihormati oleh warga setempat.

Di luar itu ada empat menhir diabadikan sebagai tugu, yakni segel kampung sebagai penanda teritori desa adat.

- Advertisement -

Tugu lain adalah Katoda, yaitu batu yang dipercayai bertuah bisa mendatangkan kemenangan dalam berperang. Jumlahnya dua buah. Tugu ketiga adalah kubur Ambu Lere Loha, yang dipercaya mempunyai kekuatan guntur kilat. Terakhir adalah tugu untuk meminta hujan.

- Advertisement -