Pulau Sumba, The Best Beautiful Island in The World

The Best Beautiful Island in The World. Majalah terkemuka Jerman menobatkan sumba sebagai pulau terindah di dunia pada tahun 2018.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Konsep dan Bentuk Rumah Adat

Desain arsitektur tradisional dapat terlihat dengan jelas bahkan dari jarak yang cukup jauh. Hal ini dipengaruhi oleh kepercayaan utama masyarakat Desa Adat Ratenggaro yaitu marapu. Marapu menjadi kepercayaan pemujaan terhadap para leluhur yang masih sangat dipegang teguh.

Rumah penduduk didesain dengan konsep rumah panggung dan memiliki menara atap yang menjulang tinggi. Bahkan rumah adat Ratenggaro menjadi rumah adat tertinggi di Pulau Sumba. Menara yang menjulang tinggi tersebut merepresentasikan status sosial dan bentuk penghormatan terhadap arwah para leluhur sehingga fungsi rumah selain sebagai tempat tinggal juga berfungsi sebagai sarana pemujaan.

Di Ratenggaro tak hanya ada Uma Katoda Kataku. Masih terdapat beberapa bangunan lain yang dihormati warganya, misalnya Uma Kalama (simbolisasi ibu), serta Uma Katoda Kuri dan Uma Katoda Amahu (sebagai simbolisasi saudara ayah dan ibu). Posisi mereka saling berhadapan, mewakili empat penjuru mata angin.

- Advertisement -
Pulau Sumba
Pulau Sumba. INT

Secara umum, rumah adat Ratenggaro berbentuk rumah panggung terdiri dari empat tingkat. Tingkat pertama diperuntukkan bagi hewan peliharaan warga. Tingkat berikutnya merupakan tempat tinggal pemilik rumah dan selanjutnya ada tingkat untuk menyimpan hasil panen.

Kemudian di atas tempat memasak terdapat sebuah kotak yang merupakan tempat menyimpan benda keramat dan tingkat teratas adalah tempat untuk meletakkan tanduk kerbau sebagai simbol tanda kemuliaan.

Tipikal rumah adat di Desa Ratenggaro hampir sama seperti di Flores dan Toraja. Terdapat rahang babi hutan lengkap dengan taringnya dan tanduk kerbau digantung di dalam atau pekarangan rumah. Ini sebagai simbol bahwa orang yang memiliki rumah tersebut pernah melaksanakan upacara adat.

- Advertisement -

Posisi dan jumlah rumah di Desa Adat Ratenggaro tidak pernah berubah sejak dahulu dan seluruh bahan bangunannya merupakan bahan alami yang didapatkan di sekitar mereka. Maka tidak heran bila Desa Adat Ratenggaro sangat diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Baca Juga :  Kasada, Upacara Penyucian Alam Suku Tengger

Bagaimana Kesana?

Untuk dapat mencapai Desa Adat Ratenggaro ini, wisatawan dapat menggunakan jasa travel atau sewa kendaraan. Jaraknya sekitar 56 km dari Tambolaka (Ibukota Sumba Barat Daya) dapat ditempuh dalam waktu 1-1,5 jam. Jalannya pun sudah beraspal dan relatif dalam kondisi yang baik.

Namun lamanya waktu perjalanan akan sangat setimpal dengan keindahan alam dan kebudayaan yang disuguhkan oleh Desa Adat Ratenggaro.

- Advertisement -