PACA GOYA tidak lain merupakan sebuah RITUAL khas masyarakat adat Kalaodi di bukit pegunungan Tidore.
Pandangan Masyarakat adat yang tinggal disana, meyakini bahwa Pace Goya adalah sebuah cara menyampaikan doa permohonan kepada Tuhan dengan harapan agar dikaruniai alam yang subur dan memenuhi semua kebutuhan manusia.
Paca dalam bahasa Tidore bermakna ‘menyapu atau membersihkan’. Goya dari kata Goi berarti ‘sesekali berkunjunglah ke sana’. Atau bermakna tempat keramat dan sekali-kali harus dikunjungi. Upacara ini dipimpin sowohi atau pimpinan adat.
Ritual ini adalah warisan yang selalu digelar sejak ribuan tahun silam dan masih dilestarikan sampai sekarang, namun untuk menentukan waktu pelaksanaan Ritual ini tergantung pada Sowohi Gam Kalaodi (kepala adat marga Kalaodi).
Sebagai warisan masyarakat adat di wilayah pegunungan tersebut, pesan bijak leluhur (BORERO GOSIMO) terus dilantunkan sebagai bagian dari Ritual Sakral yang harus diperdengarkan kepada seluruh anak cucu marga Kalaodi.
Selama pelaksanaan berbagai makanan adat akan disajikan berupa Pali (sejenis ketupat, nasi yang dimasak dalam bungkusan anyaman daun enau muda) berlauk telur (ayam kampung) goreng, telur rebus, disertai kuah yang berisi sobekan telur goreng, dan disajikan dalam belahan bambu sebagai piring dan potongan bambu pengganti gelas.
Seluruh makanan dan minuman diletakan diatas tanah yang dialasi daun pisang sebagai taplak meja dan dimakan dalam posisi duduk jongkong saling berhadapan, kemudian dilanjutkan dengan RITUAL SAKRAL lainnya sebagai penutup acara.