Salah satu makanan khas Lombok yang selalu menjadi incaran wisatawan adalah nasi balap puyung. Kuliner ini kerap kali dijual di warung-warung di Lombok.
Banyak yang sudah mengenal nasi balap puyung, terutama bagi para petualang sekaligus pecinta kuliner. Bahkan, dengan sengaja bertandang ke pulau besar itu semata-mata untuk menikmatinya.
Tidak seperti ayam bakar taliwang yang nama dan keberadaannya sudah mentereng di mana-mana. Nasi Balap Puyung hanya bisa ditemukan di Lombok. Jadi, bisa dikatakan menikmati nasi balap puyung adalah salah satu kesempatan langka yang tak mungkin dilewatkan bila datang ke Lombok.
Banyak yang sudah mengenal nasi balap puyung, terutama bagi para petualang sekaligus pecinta kuliner. Bahkan, dengan sengaja bertandang ke pulau besar itu semata-mata untuk menikmatinya.
Tidak seperti ayam bakar taliwang yang nama dan keberadaannya sudah mentereng di mana-mana. Nasi Balap Puyung hanya bisa ditemukan di Lombok. Jadi, bisa dikatakan menikmati nasi balap puyung adalah salah satu kesempatan langka yang tak mungkin dilewatkan bila datang ke Lombok.
Penamaan dari nasi balap puyung, yang diserap dari lokasi penciptanya, yaitu Kampung Puyung, Lombok Tengang, Nusa Tenggara Barat. Saat itu, pada 1970-an, pencipta nasi balap puyung, Inaq Esun melihat cucunya yang sedang mengikuti perlombaan balap liar lokal.
Setiap cucunya memenangkan perlombaan itu, ia mentraktir teman-temannya di warung milik Inaq Esun. Inilah sebabnya menu nasi yang dipesan sang cucu diberi nama nasi balap puyung.
Satu porsi nasi putih dengan lauk pauk berupa suwiran daging ayam bumbu, kacang, kedelai goreng, cabai kering khas Lombok, oseng buncis, telur, dan kering kentang. Mulanya, nasi balap puyung dijajakan dengan menerapkan sistem barter. Lantaran pada masa itu, kuliner khas Lombok satu ini belum mendapatkan prospek pasar yang baik.
Membuat Inaq Esun terpaksa menjualnya dari suatu pasar ke pasar lain.Walhasil, pendapatan yang diperoleh dari nasi ayam balap puyung tidaklah seberapa.
Lebih banyak kecil bahkan merugi, membuat keluarga Inaq Esun sempat menentang usahanya. Mengingat hasil kerja keras Inaq Esun tidak sebanding dengan tenaga, dan waktu yang dikerahkan.
Meskipun begitu, Inaq Esun tidak menyerah dan terus bekerja keras dalam memperdagangkan nasi balap puyung. Tanpa disadari, nama makanan ini terus muncul ke permukaan.
Banyak pelanggan mulai menyadari kegurihan dan kelezatan dari makanan ini. Mulai dari pedagang pasar dan sopir angkot, nama nasi balap puyung akhirnya menggema seantero Pulau Lombok.
Berkat popularitas dari nasi balap puyung, pada 1990-an, Inaq Esun memutuskan untuk menjualnya di rumahnya sendiri, yang berlokasi di Lingkungan Daye, Desa Puyung, Jonggat, Lombok Tengah.
Meskipun warung nasi balap puyung bisa Kawan temui di hampir seluruh penjuru Pulau Lombok, tetap saja soal rasa, tempat Inaq Esun lah juaranya. Maka itu, cobalah berkunjung ke warung makan itu.
Untuk sampai ke tempat itu tak makan waktu lama, loh. Hanya 35 menit saja dari Mataram, atau 10–15 menit dari dari Bandara Lombok.
Sesudah sampai di lokasi, pastikan untuk terus melanjutkan perjalanan hingga ke perkampungan. Dengan menelusuri gang, entah itu menggunakan sepeda motor atau berjalan kaki sejauh 100 meter saja, Anda bisa mencapai warung makan Inaq Esun.
Selain mendatangkan keuntungan untuk pemiliknya, nasi balap puyung juga membuat orang-orang terkesima akan kehebatannya. Alhasil, mereka mendirikan warung makan bernama “Nasi Balap Puyung” dan meniru pula menu andalan Inaq Esun.
Namun, soal cita rasa, tentu saja nasi balap puyung ala Inaq Esun tak terkalahkan. Hingga saat ini, nasi balap puyung masih eksis dan berada di tangan cucu Inaq Esun. Nasi balap puyung juga menjadi destinasi wisata kuliner andalan Lombok.
Bila beruntung berada di Lombok, cicipilah nasi balap puyung dan menyebarkan kabar baik ini ke teman-teman, keluarga, atau saudara. Tak perlu takut soal harga, karena hanya perlu merogoh kocek Rp17.000 saja.