Menilik Tradisi Kematian Suku Kajang, Satu dari Lima Suku Paling Ditakuti di Indonesia

"Olukkung allisako’ riujung pontu attijjoko rimata jarung alleteko ridaenglampu annosoko rikaraeng mappasila".

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Kemudian tidak boleh menyapu lantai di ruangan khusus tupparenta tumate, tidak boleh makan daun kelor atau segala jenis sayur yang bertangkai, tidak boleh menyisir rambut dalam rumah, tidak boleh memakai perias wajah, dan masih banyak lagi pantangan yang harus ditaati.

Tradisi A’dangang Sebagai Akhir dari Ritual Adat Kematian Suku Kajang

Setelah hari ke-100, maka tuparenta tumate akan menetapkan hari untuk dilaksanakan acara Addangang. Beberapa hal yang perlu disiapkan dalam acara ini salah satunya pembuatan kue merah.

Pada pembuatan kue merah biasanya dilakukan pada 3 hari menjelang seratus hari kematian karena kue merah yang dibuat paling sedikit sebanyak seratus liter. Songkolo juga biasanya dibuat pada hari kedua menjelang Adangan, paling sedikit sebanyak 100 liter.

- Advertisement -

Disamping mempersiapkan makanan tak lupa pula mempersiapkan daun pisang sebagai pembungkus bakul yang terbuat dari daun lontara. Bakul lontara sebagai tempat kue merah dan songkolo yang akan dibagi-bagikan kepada pemerintah setempat, orang yang mengaji dan kepada tamu yang hadir.

Pasca acara Addangan ini diundang seluruh pemangku adat atau pemerintah setempat untuk hadir dalam acara pemasangan batu nisan pada kuburan. Setelah acara pemasangan batu nisan selesai maka kembali ke rumah duka untuk melakukakan acara penjamuan dari berbagai rangkaian acara adat.

Sesaat sebelum acara berlangsung, semua orang sibuk mengurus makanan khas kajang untuk ‘Nipangadakkan‘ dan tak lupa pula memotong kerbau.

- Advertisement -
Tradisi Kematian Suku Kajang
Tradisi Kematian Suku Kajang. IMG: cakrawalaide.

Pemotongan kerbau ini terbagi atas dua yaitu jika petingga adat yang meninggal diwajibkan memotong empat kerbau dan jika yang meninggal rakyat biasa boleh memotong satu kerbau boleh juga sapi tergantung dari kemampuan masyarakat.

Tamu yang berdatangan membawa beras maupun uang sebagai bentuk sumbangsi terhadap keluarga yang berduka.

Baca Juga :  Filosofi Rumah Gadang, Rumah Adat Minangkabau Sumatera Barat

Tradisi upacara adat kematian di masyarakat kajang telah mengalami pembauran maupun perubahan, seperti saat melakukan ritual-ritual. Mereka masih mempraktekkan kebudayaan lokal yang sudah menjadi turun temurun akan tetapi dalam bacaan yang diucapkan di setiap ritual itu ayat-ayat al-Qur’an.

- Advertisement -

Namun, sebagian masyarakat khususnya kajang luar telah banyak meninggalkan apa yang mereka anggap tidak semestinya dilakukan, dan menggantikannya sesuai syariat agama.

Artikel ini dibuat oleh Sahabat DIMENSI INDONESIA, PITRIANI. Isi artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Kamu juga dapat mengirimkan tulisan di LINK INI.

 

- Advertisement -