Kerajaan Pejanggik, Sejarah & Keruntuhan

Selain Kerajaan Selaparang yang memiliki jangkauan kekuasaan relatif luas di Gumi Sasak, ada juga Kerajaan Pejanggik. Namun, berbeda dengan Selaparang yang berada di daerah pesisir, Pejanggik berada di wilayah pedalaman.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Pejanggik bermula sebagai sebuah kerajaan yang melepaskan diri dari Selaparang karena tidak mampu menjalin hubungan harmonis dengan wilayah sekitarnya. Meskipun berada di wilayah pedalaman dan cenderung statis, kondisi Pejanggik lebih tenang dan penuh dengan kewibawaan. Wilayah kekuasaan Pejanggik meliputi pantai barat sampai pantai timur pulau Lombok, dari Belongas hingga Tanjung Ringgit.

Berdirinya Kerajaan Pejanggik dimulai ketika Deneq Mas Putra Pengendengan Segara Katon menyepi ke daerah Rambitan. Dia didampingi oleh putranya, Deneq Mas Komala Sempopo, yang kemudian menurunkan raja-raja Pejanggik.

Dari keturunan Deneq Mas Komala Dewa Sempopo, pada generasi kelima, muncul Deneq Mas Komala Sari. Kemudian, pada generasi keenam, ada Deneq Mas Unda Putih, dan pada generasi ketujuh, muncul Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari.

- Advertisement -

Pada tangga 30 November 1648 M, kakak Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari yang bernama Pemban Mas Aji Komala dilantik sebagai raja muda dan mewakili Gowa di Sumbawa. Sejak saat itu, Kerajaan Pejanggik mulai mengalami perkembangan yang signifikan.

Masa Kejayaan Kerajaan Selaparang

Kerajaan Pejanggik mengalami perkembangan yang pesat setelah Pemban Mas Meraja Sakti naik tahta. Pernikahannya dengan Putri Mas Sekar Kencana Mulya, putri Raden Mas Pamekel (Raja Selaparang), menjadi titik balik penting.

Dewa Mas Pakel, raja Selaparang, menyadari kesalahannya yang terlalu fokus pada Sumbawa dan mengabaikan Pejanggik, yang sebenarnya merupakan saudaranya. Sebagai tanda rekonsiliasi, raja Selaparang menyerahkan berbagai benda pusaka ke Pejanggik, menandakan bahwa Pejanggik menjadi penerus misi pemersatu di Gumi Sasak.

- Advertisement -

Namun, tindakan tersebut membuat raja muda Selaparang, Raja Mas Kerta Jagat, semakin tersinggung. Bergabungnya Arya Banjar Getas memperkuat Pejanggik, tetapi juga memperlebar kesenjangan antara Selaparang dan Pejanggik.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Pakulan Pejanggik (@desa_pejanggik)

Pejanggik juga berhasil mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil lainnya seperti Langko, Sokong, Bayan, Tempit, dan Pujut. Kerajaan-kerajaan lainnya dijadikan kedemungan dengan gelar kerajaan seperti Datu Langko, Datu Sokong, Datu Pujut, dan lain-lain.

- Advertisement -
Baca Juga :  Asal Usul Kabupaten Barru, Lahir dari Kerajaan Berru

Raja Pejanggik sendiri menggunakan gelar yang sama dengan raja Selaparang, yaitu Pemban. Semua ini merupakan hasil dari kepiawaian Arya Banjar Getas dalam menjalankan tugas-tugasnya dalam peperangan. Dia pun diberi gelar tanirihan, yaitu “Surengrana” dan “Dipati Patinglanga”.

Secara bertahap, strategi-strategi yang digunakan oleh Arya Banjar Getas adalah sebagai berikut:

  1. Konsolidasi ke dalam Pejanggik: Arya Banjar Getas melakukan langkah awal dengan memperkuat kerajaan Pejanggik secara internal. Ini termasuk menegaskan otoritasnya di dalam kerajaan dan membangun dukungan di antara rakyat dan aristokrasi.
  2. Mengisolir Selaparang dengan mendekati kerajaan-kerajaan keluarga Bayan: Arya Banjar Getas mengambil langkah untuk mengurangi pengaruh Selaparang dengan mendekati dan memperkuat hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain, khususnya kerajaan keluarga Bayan. Ini membantu mengurangi ketergantungan Pejanggik pada Selaparang.
  3. Menggerogoti kerajaan Selaparang dengan menguasai wilayah strategis: Arya Banjar Getas melakukan serangkaian langkah untuk melemahkan kerajaan Selaparang dengan menguasai wilayah-wilayah strategis di sekitarnya. Ini termasuk mengambil alih wilayah seperti Kopang, Langko, Rarang, Suradadi, Masbagik, Dasan Lekong, Padamara, Pancor, Kelayu, dan Tanjung Kalijaga sebelum menyerang langsung Selaparang. Langkah ini bertujuan untuk melemahkan basis kekuatan Selaparang dan memperkuat posisi Pejanggik.
- Advertisement -