Maka Portugis membangun koloninya di Flores Timur sehingga Kerajaan Larantuka mendapat pengaruh budaya yang cukup kental dari Portugis hingga terjadinya pembaptisan Raja Larantuka masuk Katolik, Seiring dengan adanya Misi Katolik di Pulau Solor disebut juga Misi Solor yang dibawa oleh Portugis sehingga sistem kerajaannya menjadi bercorak Katolik, inilah yang menyebabkan bahwa Kerajaan Larantuka sebagai Kerajaan Kristen pertama di Indonesia.
Dengan nama Raja Katolik pertama yaitu Raja Don Fransisco Ado Bala, setelah dibaptis diberi marga Diaz Viera de Godinho (DVG) dengan gelar Don. Tidak sulit bagi Portugis merebut hati puluhan ribu masyarakat Larantuka saat itu karena Raja-rajanya sudah beragama Katolik.
Masuknya Kristen di Flores Timur merupakan usaha dan perjuangan para misionaris gereja bahkan para pedagang dari eropa yang datang ke wilayah tersebut pada abad ke-15. Kehadiran para misionaris ini merupakan tonggak awal sejarah kekristenan di wilayah Flores Timur.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh para misionaris ini adalah mendekati raja setempat, yang pada zaman itu raja menjadi penguasa tunggal. Sejarah mencatat bahwa raja dari Desa Lohayong dibaptis oleh kapten kapal Portugis tahun 1556.
Awal Kedatangan Portugis di Flores Timur
Portugis datang mempengaruhi masyarakat Flores Timur slah satunya dengan memperkenalkan agama Katolik. Portugis memiliki pengaruh yang sangat besar di Solor, Adonara dan Larantuka. Catatan penting bagi Flores Timur adalah pelayaran seorang Portugis bernama S.M Cabot pada tahun 1544.
Cabot sangat mengagumi karang di Tanjung Bunga dan akhirnya Cabot memberi nama Cabot de Flores . setelah menetap di wilayah Flores Timur dalam beberapa tahun, Kolonial Portugis membangun sebuah benteng di Lohayong pada tahun 1556.
Pada tahun 1617 Pater Joao de Cagas mempersiapkan suatu kegiatan pengarakan yang diadakan pada hari Jumat Agung dengan mengelilingi kota. Sepanjang jalan, para imam melagukan nyanyian rohani dan litany orang kudus. Selama kegiatan perarakan itu, para pemimpin desa bergantian memikul salib kayu besar peristiwa ini menjadi awal munculnnya tradisi Semana Santa.