Sedangkan pola sirkulasi dalam bangunan menggunakan dua buah pintu yang semuanya berada pada sisi depan rumah dimana pintu pada sebelah kiri merupakan pintu yang hanya boleh dilewati oleh kaum lelaki/tamu, sedangkan sisi yang lainnya adalah pintu untuk kaum wanita. Rumah Sumba tidak memiliki jendela.
Arsitektur Rumah Tradisional Sumba
Pondasi
Rumah adat Sumba, memiliki fondasi tiang yang dinaikkan sehingga lantai rumah tidak langsung menyetuh tanah secara langsung. Fondasi tempat bertumpuhnya tiang, biasanya digunakan batu-batuaan bulat, yang ditempatkan sedemikian rupa, agar tidak bergesar dan sama rata dengan fondasi-fondasi lainnya.Â
Selain itu, tiang-tiang juga meninggikan ruang tamu, sehingga tidak terkena banjir jika musim hujan tiba. Akan tetapi kelebihan dari fondasi yang dinaikkan tak hanya itu, hal ini juga menjadi penyesuaian iklim dan geografi alam.
Lantai
Pembalokan Lantai rumah adat Sumba terdiri dari balok anak dan balok induk yang menggunakan material kayu. Pada bagian atasnya ditutup dengan susunan bambu yang berfungsi sebagai penutup lantai.Â
Ketinggian teras Rumah ± 100 cm dari permukaan tanah datar, sehingga dibutuhkan beberapa anak tangga yang juga terbuat dari bambu untuk mencapai lantai. Ketinggian teras kedalam rumah ± 30 cm. Pembalokan ditumpangkan pada kolom. Hubungan kolom dengan balok diikat dengan akar gantung. Kolom dan balok lantai terbuat dari kayu dolken.
Dinding
Konstruksi dinding Rumah adat sumba dibuat dari bambu dan kayu. Dindingnya dibuat dari bambu utuh yang disusun mendatar atau horizontal. Hubungan antar dinding dan pasak atau dilubangi melalui sebuah bambu dengan jarak ±150 cm.
Pemasangan dinding bambu dengan tiang bambu, yang berfungsi sebagai kolom praktis, dilakukan dengan cara diikat dengan tali yang terbuat dari akar gantung pohon (kahikara) atau tali rotan yang didapat dari hutan.Â
Dinding rumah tidak dilengkapi jendela. Udara masuk melalui celah-celah bambu yang digunakan pada dinding dan lantai rumah. Setiap 2 meter dinding diberi kolom praktis (vertikal) bambu yang diikat di bambu horisontalnya.
Pintu
Pintu ditempatkan di bagian depan rumah sisi kiri dan sisi kanan. Daun pintu biasa terbuat dadi bambu atau papan, sebagian besar rumah adat menggunakan bambu bulat, yang dibuat secara horizontal dan diikat menggunakan tali rotan.
Kolom atau Tiang
Struktur rumah adat sumba pada umumnya, terdiri dari 4 (empat) buah kolom utama (dapa koko pongga). Kolom tersebut menopang konstruksi atap menara. Kolom-kolom lainnya menopang atap jurai. Kolom tersebut terbuat dari pokok kayu utuh atau dolken yang sekaligus berfungsi sebagai pondasi.Â
Kolom utama terbuat dari pokok kayu kadiambil. Kolom-kolom penopang atap jurai terbuat dari kayu biasa. Kolom-kolom tersebut berdiri langsung diatas tanah kemudian diurung batu cadas sebagai tumpuan sendi.
Atap
Struktur atap memiliki 7 lapis gording sebagai simbol 7 lapis langit yang melambangkan keterbukaan terhadap Tuhan. Balok utama (ring balok atau gording pertama) menggunakan balok kayu kelapa, sedangkan jurai dan balok-balok pembagi (gording dan kaso) menggunakan bambu utuh.Â
Struktur ruang didalamnya terdiri dari 6 tingkatan yang berfungsi sebagai loteng utama. Ring balok dan gording pertama atau murpalat menggunakan balok kayu kelapa. Jurai dan balok pembagi berfungsi sebagai gording dan kaso yang menggunakan bambu utuh.Â
Rangka atap menara berdiri diatas empat buah kolom utama. Sedangkan rangka atap jurai berhubungan dengan konstruksi menara yang pada pengakhirannya ditopang oleh kolom-kolom dari kayu dolken. Sedangkan untuk penutup atapnya digunakan alang- alang, diikat menggunakan tali rotan.