Dante Pine, Hening yang Menyapa dari Punggung Gunung Enrekang

Dante Pine bukan sekadar tempat wisata; ia adalah ruang perenungan.

Nagekeo yang Tak Banyak Orang Tahu, Temukan di Edisi Spesial Ini!

Temukan kekayaan budaya, adat istiadat, sejarah, wisata, dan kuliner khas Nagekeo melalui Majalah Digital Dimensi Indonesia. Dikemas secara menarik dengan pendekatan ilmiah yang ringan.
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Kabut tipis masih menggantung di antara batang-batang pinus ketika langkah pertama menjejak tanah lembap di Dante Pine. Udara pagi di pegunungan Enrekang menyelinap lembut ke paru-paru, membawa aroma getah dan tanah basah. Di kejauhan, Gunung Nona berdiri megah, seolah menjaga keseimbangan lanskap Sulawesi Selatan bagian utara ini.

Di sinilah Dante Pine menunggu — sebuah taman pinus yang kini menjelma menjadi simbol wisata alam baru, tempat di mana keindahan dan ketenangan bertemu dalam satu bingkai.

Dante Pine bukan sekadar destinasi foto populer di media sosial. Ia adalah ruang yang menenangkan — tempat manusia dan alam kembali berdialog. Berdiri di gardu pandang yang menjulang di sisi bukit, Anda seakan terapung di atas awan, memandangi hamparan hijau yang tak berujung. Dari ketinggian ini, Enrekang memperlihatkan dirinya secara utuh: lembah, bukit, dan pepohonan yang hidup dalam harmoni yang nyaris sakral.

Hutan Pinus dan Denyut Alam Massenrempulu

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh DANTE PINE (@dante.pine)

- Advertisement -

Nama “Dante Pine” diambil dari kawasan Tanete, di kecamatan Anggeraja, Enrekang — sebuah wilayah pegunungan yang masih perawan dari kebisingan modern. Di sini, ratusan batang pinus menjulang tegak, menciptakan koridor alami yang memesona. Ketika angin melintas, dedaunan berdesir seperti bisikan masa lalu — kisah hutan yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Massenrempulu.

Hutan pinus ini bukan sekadar latar belakang foto indah. Ia juga ruang hidup bagi burung-burung kecil dan serangga gunung yang menjaga keseimbangan ekosistem. Pada musim tertentu, cahaya matahari menembus sela-sela dedaunan, menciptakan efek sinar keemasan yang membuat siapa pun terdiam kagum.

- Advertisement -
Baca Juga :  Kaluku Cottages, Tempat Terbaik Menyatu dengan Alam di Tepi Pantai Bulukumba

Wahana Adrenalin di Atas Awan

Meski Dante Pine dikenal karena ketenangan alamnya, tempat ini juga menyuguhkan petualangan. Bagi pencinta adrenalin, wahana seperti skybike dan flying fox menjadi magnet tersendiri. Meluncur di antara pepohonan, dengan jurang di bawah kaki dan kabut yang menari di udara, memberi sensasi yang nyaris spiritual — rasa takut dan kagum berpadu menjadi satu.

Namun, setiap elemen di sini tetap menjaga keselarasan dengan alam. Tak ada yang berlebihan. Semua dirancang agar wisatawan bisa menikmati pengalaman ekstrem tanpa merusak lanskap pegunungan yang masih murni.

Kopi, Kuliner, dan Cerita di Lereng Gunung

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh H i r o (@khairil_usmann)

- Advertisement -

Setelah puas berpetualang, tak ada yang lebih nikmat selain duduk di kedai kopi kecil di tepian bukit. Asap kopi arabika lokal mengepul, aromanya berpadu dengan udara dingin pegunungan. Di meja kayu sederhana, pengunjung menikmati secangkir hangat sambil memandangi garis kabut yang menurun perlahan di lembah.

Beberapa kedai juga menyajikan kuliner khas Enrekang seperti ayam bundu-bundu, nande kandoa, atau camme tuttuk — cita rasa tradisi yang berpadu indah dengan panorama modern.

Malam hari di Dante Pine menghadirkan nuansa yang berbeda. Langit gelap bersih tanpa polusi cahaya, menampilkan gugusan bintang yang seolah bisa dijangkau tangan. Di area camping ground, tenda-tenda kecil berdiri di antara batang pinus, api unggun menyala, dan suara jangkrik menjadi musik pengantar tidur alami.

Rute dan Perjalanan Menuju Dante Pine

Untuk mencapai Dante Pine, perjalanan dimulai dari Makassar menuju Enrekang, kemudian dilanjutkan ke Kecamatan Anggeraja, Desa Tanete. Jalan berkelok dan menanjak menjadi tantangan tersendiri, tetapi setiap tikungan menghadirkan pemandangan yang memanjakan mata — dari hamparan sawah, sungai yang meliuk, hingga lembah yang dalam.

Baca Juga :  Wisata Alam Dewi Lamsang Pangkep, Panorama Alam di Tengah Kota

Begitu tiba, semua lelah perjalanan terbayar lunas. Tiket masuk yang hanya sekitar Rp10.000 terasa tak sepadan dengan panorama yang menunggu di puncak.

Menemukan Diri di Tengah Sunyi

Dante Pine bukan sekadar tempat wisata; ia adalah ruang perenungan. Di sini, waktu seolah melambat. Suara angin di pepohonan menjadi pengingat bahwa alam selalu lebih besar dari manusia. Bahwa ketenangan sejati tak selalu ditemukan di laut biru atau kota besar, tetapi di tengah heningnya hutan pinus, di mana kita bisa mendengar kembali suara hati sendiri.

Ketika matahari tenggelam di balik Gunung Latimojong, cahaya jingga menyelimuti langit Enrekang. Di gardu pandang Dante Pine, siluet pengunjung tampak berdiri diam, menatap jauh ke lembah. Tak ada kata, hanya rasa syukur — bahwa di sudut Sulawesi Selatan ini, masih ada tempat yang mampu menyentuh jiwa sedalam itu.