Bukit Tanarara, Landskap Epic di Puncak Sumba

Apakah Anda siap untuk menapaki tanah merahnya dan menyaksikan sendiri keindahan yang seakan berasal dari dunia lain?

Nagekeo yang Tak Banyak Orang Tahu, Temukan di Edisi Spesial Ini!

Temukan kekayaan budaya, adat istiadat, sejarah, wisata, dan kuliner khas Nagekeo melalui Majalah Digital Dimensi Indonesia. Dikemas secara menarik dengan pendekatan ilmiah yang ringan.
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Di sudut timur Pulau Sumba, terbentang sebuah lanskap sabana yang seolah keluar dari dunia lain—Bukit Tanarara. Tempat ini bukan hanya sekadar perbukitan, melainkan sebuah karya seni alam yang terbentuk selama ribuan tahun, menjadikannya salah satu destinasi yang semakin populer di media sosial.

Meski berjarak sekitar dua jam perjalanan dari pusat Kota Waingapu, setiap kilometer yang ditempuh menuju Tanarara akan terbayar lunas oleh panorama yang begitu menakjubkan.

Perjalanan menuju Tanarara adalah petualangan itu sendiri. Jalan yang menanjak perlahan membawa pengunjung ke ketinggian, melewati lekukan-lekukan perbukitan yang tak kalah menarik.

- Advertisement -

Di sepanjang rute, Anda akan menemukan destinasi seperti Bukit Laendeha, tempat di mana gradasi hijau pepohonan bertemu dengan birunya horizon perbukitan di kejauhan. Ini adalah pembuka sempurna sebelum akhirnya tiba di Tanarara, perbukitan yang namanya sendiri berarti ‘tanah merah’ dalam bahasa Sumba.

Daya tarik utama Bukit Tanarara terletak pada jalur panjang yang melintasi punggung bukit dengan lembah menganga di kedua sisinya. Berdiri di titik ini, Anda akan merasa seolah berada di atas dunia, dikelilingi oleh hamparan sabana yang membentang sejauh mata memandang.

- Advertisement -

Tak ada batas yang mengekang, hanya lanskap luas yang terus berubah warna mengikuti musim. Saat kemarau, tanah merah yang menjadi ciri khasnya berpadu dengan rona emas sabana kering. Sementara di musim hujan, hijau subur menghampar seperti permadani raksasa yang menutupi perbukitan.

Keindahan Bukit Tanarara semakin sempurna saat direkam dari udara. Dengan menggunakan drone, Anda dapat menangkap pola alami yang terbentuk oleh jalur berliku dan lekukan tanah yang menjadikan bukit ini begitu unik.

Baca Juga :  Mulut Seribu, Raja Ampatnya Pulau Rote

Namun, bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman lebih intim dengan alam, berjalan kaki menyusuri punggung bukit adalah pilihan terbaik. Setiap langkah membawa Anda ke sudut-sudut baru yang menawarkan perspektif berbeda, memperlihatkan betapa luas dan megahnya lanskap ini.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh @boldriders

- Advertisement -

Sumba Timur memang kaya akan perbukitan sabana, dan Tanarara hanyalah salah satu dari sekian banyak permata yang tersembunyi. Di sekitarnya, terdapat bukit-bukit lain seperti Bukit Hiliwuku dan Bukit Persaudaraan, sementara di Sumba Barat Daya, Bukit Lendongara menawarkan keindahan yang tak kalah memukau. Bahkan, perbukitan di Taman Nasional Manupeu Tanadaru pun turut melengkapi pesona alam Sumba yang khas dengan topografi kapurnya.

Tak heran jika lanskap Bukit Tanarara dan perbukitan lainnya di Sumba telah menarik perhatian sineas perfilman Indonesia. Film-film besar seperti Pendekar Tongkat EmasSusah Sinyal, hingga Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak telah menjadikan perbukitan ini sebagai latar sinematik yang memukau, memperkenalkan keindahan Sumba ke dunia luar. Dari layar lebar hingga media sosial, bukit-bukit ini telah menjadi ikon yang merepresentasikan keajaiban alam yang dimiliki Sumba.

Bukit Tanarara bukan hanya sekadar tujuan wisata—ia adalah cerminan dari kebesaran alam yang tetap terjaga keasriannya. Setiap sudutnya menawarkan pengalaman yang berbeda, setiap lekuknya menyimpan kisah yang siap untuk dijelajahi. Apakah Anda siap untuk menapaki tanah merahnya dan menyaksikan sendiri keindahan yang seakan berasal dari dunia lain?