Asal Usul Nama Pulau Sumbawa, Awalnya Bernama Cimbawa

Pulau Sumbawa adalah salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di sebelah barat, pulau ini berbatasan dengan Pulau Lombok melalui Selat Alas, dan di sebelah timur berbatasan dengan Pulau Flores melalui Selat Sape.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Pulau ini diapit oleh Samudra Hindia di selatan dan Laut Flores di utara. Luas Pulau Sumbawa sekitar 15.448 km², dengan Tambora sebagai puncak tertinggi yang mencapai 2.850 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Sebelum Pulau Sumbawa dikenal dengan namanya sekarang, ada beberapa nama yang tercatat dalam sejarah. Nama-nama seperti Bima, Dompu, Sanghyang Api, dan Taliwang disebutkan dalam catatan Kerajaan Majapahit tahun 1357, yang dikenal sebagai Kakawin Desa Warnnana atau lebih dikenal dengan Nagara Krtagama.

Dalam catatan tersebut, nama Pulau Sumbawa belum disebutkan, hanya nama-nama kerajaan yang ada di pulau tersebut. Sementara itu, Lombok Mirah sudah disebutkan dengan nama yang kita kenal sekarang.

- Advertisement -

Dalam pupuh 47 dari Kakawin Desa Warnnana, ditulis sebagai berikut:

(7b) sawetanikanang tanah jawah muwah ya yan Warnnanen, ri bali maka mukya tang badha hulu mwangi Iwa gajah, gurun maka muka sukun ri taliwang ri dhompo sami, ri sang hyangapi bhima serani hutan khadalwa pupul.

(Di sebelah timur tanah Jawa juga disebutkan Bali yang terpenting Bedahulu dan Goa Gajah, Gurun yang terpenting Sukun, Taliwang, Dompo semua, Sang Hyang Api Bima, Seran, Hutan Kadali terkumpul.)

- Advertisement -

Penulisan nama Pulau Sumbawa sebagai nama pulau dimulai pada abad ke-16 Masehi, saat para pelaut Eropa mulai bersaing membuka jalur pelayaran untuk rempah-rempah. Dalam buku Pulau Run Magnet Rempah-rempah Nusantara yang Ditukar dengan Manhattan, Giles Milton menulis bahwa dalam waktu singkat, kapal-kapal dari Portugal, Spanyol, dan Inggris berdesakan di lautan, memicu apa yang kemudian dikenal sebagai perlombaan rempah, sebuah perjuangan panjang dan nekat untuk menguasai kepulauan kecil di dunia tersebut.

Sebuah berita awal mengenai Pulau Sumbawa ditulis oleh Tome Pires, seorang apoteker yang menjadi penulis dan bendahara dalam pelayaran bersama Afonso de Albuquerque pada tahun 1511. Dalam catatannya, Pires menyebut nama Cimbawa, Byma, dan Ilha Do Fogo (Sanghyang Api). Awalnya, dia mengira bahwa Cimbawa dan Bima adalah dua pulau terpisah. Ini ditulis dalam karyanya yang terkenal pada abad ke-16, Suma Oriental.

- Advertisement -

Para pelaut Portugis kemudian menandai pulau tersebut dengan nama Java Menor, yang berarti Jawa kecil. Dalam peta Atlas L. Homem tahun 1519, pulau tersebut disebut Lava Minor Insula. Pada tahun 1540, Sebastian Munster, seorang kosmografer asal Jerman, menggambar peta Asia dan menempatkan Java Menor (Jawa Kecil) bersebelahan dengan pulau Java Major (Jawa Besar).

Baca Juga :  Asal Usul Tuyul, Sosok Dedemit Berwujud Anak Kecil

Pulau Sumbawa sejak dahulu memiliki berbagai komoditi penting bagi Eropa selain pala, seperti kayu pewarna atau Kayu Sopeng yang dikenal dengan nama Supa, dan terutama kuda. Pada tahun 1520, Kapten Barbarosa menyebut Java Menor dengan nama Cinboaba. Pada tahun 1598, kartografer asal Belanda, Jan Huygen van Linchosten, masih menulis nama Pulau Sumbawa sebagai Java Menor.

Pada abad ke-16, antara tahun 1500 hingga 1599, di Pulau Sumbawa hanya terdapat kerajaan-kerajaan seperti Bima, Sanggar (Kore), Kengkelu (Aram), dan Dompu. Pada tahun 1520, Raja Bima Tureli Nggampo I dengan gelar Makapiri Solor sudah menjalin aliansi dengan Kesultanan Ternate (lihat M. Adnan Amal, The Defining Years).

- Advertisement -