Dengan demikian, rumah adat Dalam Loka bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga sebuah simbol keagungan, kebesaran, dan ketaatan terhadap nilai-nilai keagamaan yang dipegang teguh oleh masyarakat NTB.
Rumah adat Bale
Rumah adat NTB yang dimaksud adalah Bale, Rumah adat yang mudah dijumpai di Nusa Tenggara Barat, terutama di desa Sade, Lombok Tengah, yang dihuni oleh suku Sasak.
Bale, dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, daun alang-alang, dan getah pohon. Bahan-bahan ini tidak hanya memberikan rumah tampilan alami yang indah, tetapi juga memiliki fungsi praktis, seperti membersihkan rumah dan melindungi dari serangan serangga.
Arsitektur dan tata ruang Bale berbeda dengan rumah tinggal biasa. Biasanya, rumah-rumah ini dibangun di atas perbukitan, menciptakan pemandangan yang indah dan menyesuaikan diri dengan kondisi geografis setempat.
Suku Sasak memiliki aturan dan kepercayaan tertentu terkait pembangunan rumah adat Bale. Pembangunan tidak dapat dilakukan kapan saja, melainkan hanya pada waktu-waktu tertentu yang diatur.
Masyarakat meyakini bahwa melanggar aturan ini dapat membawa konsekuensi buruk atau nasib malang bagi mereka yang melakukannya.
Rumah adat Bale Jajar
Rumah adat NTB Bale Jajar, adalah hunian yang umumnya ditempati warga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas atau mampu. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, Bale Jajar juga difungsikan sebagai ruang penyimpanan bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari pemilik rumah.
Struktur arsitektural Bale Jajar dibangun dari dua bale dan satu serambi atau sesangkok. Fasadnya dilengkapi dengan sekepat di bagian depan, sementara bagian belakangnya dilengkapi dengan sekenam.
Konstruksi rumah ini didominasi penggunaan bahan alami seperti kayu, bambu, dan alang-alang yang mencerminkan pemanfaatan sumber daya lokal dalam pembangunannya dan ramah lingkungan. Berdasarkan informasi dari repositori.kemdikbud.go.id, Bale Jajar menonjolkan ciri khas pondasi tinggi yang memberikan kesan rumah panggung.
Prosedur pembuatan bataran tersebut menggunakan batu sebagai dasar, yang kemudian dilapisi dengan tanah dan sekam sebagai bahan plesteran. Tahap akhir dilapisi menggunakan kotoran sapi atau kerbau, memberikan dimensi ekologis dan fungsional pada struktur arsitektural tersebut.
Rumah Adat Bale Lumbung
Bale Lumbung, rumah adat NTB yang yang difungsikan sebagai gudang penyimpanan hasil pertanian, terutama padi. Meski bukan untuk tempat tinggal, rumah adat ini berperan penting dalam menjaga kualitas hasil panen dan melindunginya dari potensi ancaman seperti hama tikus dan banjir yang seringkali melanda wilayah NTB.
Dibangun dengan material yang sederhana, atapnya terbuat dari jerami, sementara dinding bagian dalam menggunakan anyaman bambu yang disusun rapi. Bale Lumbung didesain dengan konsep rumah panggung, tidak hanya sebagai upaya antisipasi banjir, tetapi juga sebagai langkah preventif terhadap serangan hama tikus yang dapat merusak hasil pertanian yang disimpan di dalamnya.
Melalui Bale Lumbung, masyarakat NTB menunjukkan adaptasi cerdas terhadap lingkungan dan kebutuhan agraris mereka, menggambarkan kearifan lokal dan keunikan budaya Indonesia.