Indonesia adalah surganya kekayaan alam, budaya, adat, suku. Negara yang dihuni ribuan suku bangsa ini meninggalkan beragam adat istiadat yang khas.
Salah satu kekayaan budaya yang ada di Indonesia berada di daerah Cihideung. Cihideung merupakan daerah yang berada di Kabupaten Bandung Barat tepatnya di Kecamatan Parongpong.
Di daerah yang dianugrahi tanah yang subur itu terselip sebuah kesenian unik yang masih dilestarikan hingga ini. Sasapian, kesenian yang telah dimainkan sejak tahun1930-an ini adalah kesenian yang selalu di pertunjukan setiap 17 Agustus saat memperingati kemerdekaan Indonesia.
Sasapian berarti sapi-sapian merupakan replika sapi yang dibuat dari bambu, kepalanya terbuat dari asepan, terdapat dua tanduk seperti banteng, lalu diberi bungkus kain merah, putih, dan hitam.
Dahulu sasapian hanya dimainkan oleh laki-laki, tapi kini wanita dan juga anak-anak sudah dapat mempertunjukkan kesenian tersebut. Setiap pertunjukannya, sasapian akan diiringi kuda lumping dan musik khas sunda seperti kendang atau gong lalu lalu diarak mengelilingi kampung.
Yang menjadi khas dari antrakasi kesenian ini ada pada lantunan musiknya yang dapat membawa penonton ikut terhanyut mendengarnya. Orang-orang yang ikut serta dalam acara tersebut biasanya menggunakan pakaian adat seperti baju pangsi dan ikat kepala.
Sebelum memulai acara, sasapian terlebih dahulu disimpan beberapa hari di makan leluhur. Kesokan harinya, sasapian siap ditampilkan, yang terlebih dahulu diadakan ritual sambil menyalakan kemenyan,dupa, dan menyiapkan sesajen lainnya.
Setelah doa selesai dipanjatkan, lantunan musik akan mulai dimainkan. Beberapa peserta akan mulai memainkan kuda lumping sambil memegang replika senjata yang terbuat dari kayu, lalu seseorng akan memasuki sasapian dan mulai mengangkatnya.
Puncak kesenian ini ketika orang-orang yang ikut bermain mulai kerasukan. Yang unik, kadang ada orang yang kerasukan itu meminta makanan yang aneh-aneh seperti pecahan kaca, makanan ayam dan lain sebagainya yang dapat membahayakan saat mereka tersadar.
Karena itu, saat ini hanya kopi hitam saja yang disediakan atau diberikan pada peserta yang kerasukan. Saat kamu ikut menyaksikan tradisi ini, wajib hati-hati. Tidak jarang orang-orang yang menyaksikan tertabrak oleh orang yang kerasukan. Hmm…sangat seru ya!