Tradisi Perang Timbung, Nilai dan Asal Usulnya

Tradisi Perang Timbung merupakan bagian penting dari budaya masyarakat suku Sasak di Desa Pejanggik, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, NTB.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Lama kelamaan, permainan tersebut menjadi tradisi yang dikenal sebagai Perang Timbung. Lemparan timbung semakin keras dan menjadi bagian dari ritual yang dilestarikan secara turun-temurun. Tradisi ini menjadi simbol kebersamaan dan kegembiraan para pengembala kerbau serta dijadikan sebagai bagian dari warisan budaya dan sejarah Desa Pejanggik.

Versi 3

Menurut cerita yang disampaikan oleh tokoh-tokoh masyarakat Desa Pejanggik, asal usul Perang Timbung berasal dari peristiwa pada masa perang antara Kerajaan Pejanggik dengan Karangasem, Bali, sekitar tahun 1600.

Pada saat itu, Raja Pejanggik beserta 44 pengikutnya melakukan perjalanan menuju Makam Serewa untuk memantau keadaan musuh. Namun, perbekalan mereka sudah habis kecuali beberapa timbung, sebuah kue yang praktis dan enak.

- Advertisement -

Ketika tiba di Makam Serewa, kelaparan mulai dirasakan oleh Raja dan pengikutnya. Dalam keadaan lapar itu, Raja membagikan timbung kepada seluruh pengikutnya. Setelah timbung habis, yang tersisa hanya bambu pembungkusnya saja.

Raja dan pengikutnya kemudian memukul-mukulkan bambu-bambu tersebut sehingga menghasilkan bunyi yang ramai. Bunyi tersebut membuat musuh berpikir bahwa Raja Pejanggik memiliki banyak pasukan, sehingga mereka enggan menyerang.

- Advertisement -

Setelah menyadari dampak bunyi bambu tersebut terhadap musuh, Raja Pejanggik memerintahkan agar tradisi Perang Timbung dilaksanakan sebagai tanda bahwa Raja Pejanggik meninggalkan Desa Pejanggik karena perang, namun akan kembali lagi ke sana.

Sejak saat itu, Perang Timbung menjadi tradisi yang dilestarikan sebagai peringatan akan keberanian dan kebijaksanaan Raja Pejanggik serta sebagai penanda akan kepulangannya ke Desa Pejanggik setelah perang.

Baca Juga :  Paca Goya, Ritual Menyampaikan Doa Pada Tuhan
- Advertisement -