Tradisi dan Adat Pernikahan Suku Kajang

Seluruh rangkaian acara adat pernikahan ini biasanya berakhir pada dini hari, menandai selesainya perayaan pernikahan yang diadakan dengan penuh makna dan kekhidmatan.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Pernikahan Suku Kajang | Di tengah berkumpulnya para kerabat, seorang pelayan—juga bagian dari keluarga penyelenggara pesta—muncul membawa nampan berisi minuman panas berupa teh dan kopi. Secara tradisi, teh disuguhkan untuk para wanita, sedangkan kopi disajikan untuk pria, meski sesekali bisa juga sebaliknya.

Hidangan tersebut dilengkapi kue-kue tradisional khas Suku Kajang, seperti uhu’uhu, kue rambut berbahan gula merah; kampalo, ketan putih atau hitam yang dibungkus daun kelapa dan bisa dimakan langsung atau dengan lauk; serta dumpi eja, kue merah berbahan gula aren yang bentuknya menyerupai kue cucur.

Sambil menikmati hidangan, para kerabat berbincang ringan tentang berbagai hal. Dalam pesta seperti ini, kedatangan bukan sekadar untuk menyaksikan pengantin, tetapi juga sebagai kesempatan bertemu dengan keluarga yang lama tak berjumpa, terutama bagi mereka yang merantau hingga ke luar negeri. Selain itu, melaksanakan pesta di kampung halaman mampu membangkitkan kenangan bagi mereka yang jarang pulang, khususnya di momen setelah Idul Fitri.

- Advertisement -

Karena penerangan minim, percakapan di antara para kerabat lebih banyak ditandai oleh suara. Suara orang-orang Suku Kajang dikenal besar dan khas, sehingga mudah dikenali, meski wajah mereka tak terlihat jelas. Perbincangan berlangsung cukup lama hingga mendekati prosesi malam pacar atau mappaci, yang serupa dengan malam midodareni dalam tradisi Jawa.

Ritual pertama bagi pengantin Suku Kajang adalah Ajjaga Leko, yang terdiri dari tiga fase utama. Fase pertama adalah kelong jaga atau nyanyian pesta, yang dibawakan oleh beberapa orang dengan iringan gendang.

Kadang-kadang irama nyanyian ini tidak jelas, dengan pukulan gendang yang terdengar acak. Kelong jaga dimulai saat tokoh yang dituakan di kampung menghadap para pemangku adat. Nyanyian ini kemudian diikuti oleh mereka yang memahami lagu tersebut dan berlangsung sekitar sepuluh menit.

- Advertisement -
Baca Juga :  Filosofi Seppa Tallu, Pakaian Khas Toraja Khusus Pria

Prosesi berikutnya adalah anggada, yaitu acara untuk menggelar makanan dan minuman di hadapan para pemangku adat, dikenal juga sebagai acara sihokang. Dalam prosesi ini, tuak atau arak disuguhkan dalam mangkok, bersama dengan lahara, hidangan daging bakar atau ikan yang diiris kecil-kecil, dicampur dengan kelapa parut dan perasan jeruk nipis atau cuka.

Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan sesi galla’ puto, di mana para pemangku adat bertanya kepada penanggung jawab pesta tentang tujuan suguhan arak dan lahara tersebut. Pertanyaan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap kebiasaan dan simbol-simbol adat, seperti palekko (daun sirih dan pelepah kelapa yang digantung di dinding rumah) dan jali (tikar rotan) serta tappere lojjo (tikar berlapis dua dari daun lontara).

Rangkaian acara malam sebelum resepsi kemudian dilanjutkan dengan prosesi Abba’ra’ atau berbedak. Pada prosesi ini, keluarga dekat dan sahabat memberikan doa restu kepada calon pengantin dengan mempersembahkan daun sirih yang dibentuk khusus dan disebut kalomping. Sirih ini dihiasi dengan daun tinappasa dan sirih merah serta disertai tiga piring kecil berisi kapur putih, kuning, dan segenggam beras.

- Advertisement -

Setiap keluarga yang mendapat giliran dalam Abba’ra’ memercikkan air dari mangkok dengan menggunakan ikatan daun tinappasa dan daun sirih merah yang disebut andingngi, sebagai simbol kesejukan dan berkat bagi calon mempelai.

Ajjaga Roa’

Pernikahan suku kajang
Pernikahan Suku Kajang

Puncak pesta pernikahan berlangsung pada hari berikutnya dan dikenal sebagai Ajjaga roa, yang merupakan inti dari seluruh rangkaian acara pernikahan. Ajjaga roa dilaksanakan oleh kedua belah pihak, namun pesta di pihak mempelai laki-laki biasanya diadakan terlebih dahulu sebelum pesta di pihak mempelai perempuan.

Inti dari Ajjaga roa tidak hanya untuk menjamu para tamu, tetapi juga melibatkan prosesi adat yang disebut “mengadat,” di mana makanan dan minuman khas disuguhkan kepada para pemangku adat sebagai bentuk penghormatan.

Baca Juga :  Tradisi Nyadran, Ritual Untuk Para Leluhur Masyarakat Jawa

Setelah acara Ajjaga roa selesai di tempat mempelai laki-laki, barulah pihak mempelai wanita melangsungkan acara. Pelaksanaan ini didahului oleh rombongan utusan yang disebut suro, yang membawa mahar yang telah ditentukan pada malam Ajjaga leko.

Setibanya suro di rumah mempelai wanita, acara angngatta sunrang segera dimulai. Acara ini dihadiri oleh kedua keluarga mempelai dan disaksikan oleh para pemangku adat, sebagai bentuk pengesahan dan persetujuan dari kedua belah pihak.

Mange Basa

Prosesi penutup dalam pesta pernikahan masyarakat Suku Kajang disebut mange basa, yang dalam tradisi Bugis dikenal sebagai mapparola. Dalam prosesi ini, mempelai wanita diantar menuju rumah suaminya atau rumah mertuanya setelah seluruh rangkaian acara pernikahan selesai.

Setibanya di rumah tersebut, acara dilanjutkan dengan palanre bunting, yaitu pemberian makanan kepada mempelai wanita, yang kemudian dibagikan kepada keluarga yang hadir.

Tradisi Seserahan Baku Puli Unsur

Setelah palanre bunting selesai, keluarga dari mempelai laki-laki memberikan hadiah kepada mempelai wanita, berupa barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti periuk dan wajan. Acara ini disebut assolo, yang di daerah Makassar dikenal dengan istilah angngeori.

Setelah itu, mempelai wanita kembali ke rumahnya, disertai dengan pemberian dari orang tua mempelai laki-laki berupa padi, jagung, dan barang-barang lain sebagai simbol kemakmuran. Hadiah dari acara assolo pun ikut serta sebagai perlengkapan rumah tangga baru.

Seluruh rangkaian acara adat pernikahan ini biasanya berakhir pada dini hari, menandai selesainya perayaan pernikahan yang diadakan dengan penuh makna dan kekhidmatan.

- Advertisement -
WhatsApp Icon Dimensi Indonesia Hadir di WhatsApp Channel Follow