Pulau Ora. Maldavis! Mungkin banyak orang akan menyebut tempat itu sebagai salah satu tempat wisata impian. Khususnya bagi penyuka pantai, yang memang ingin ke Maldives.
Katanya, Indonesia juga punya pantai seindah Maldives. Cobalah brosing dengan kata kunci Pulau Ora di Maluku Tengah. dan kamu akan menemukan jejeran gambar yang memperlihatkan keindahan Pulau Ora.
Namun butuh perjalanan panjang untuk sampai ke pulau itu. Dari tempatmu, kamu harus naik pesawat ke Ambon.
Lalu menempuh perjalanan darat sekitar satu jam menuju Pelabuhan Tulehu. Dari Pelabuhan Tulehu, naik kapal cepat Cantika Anugerah menuju Kota Masohi. Tiketnya kira-kira Rp 250 ribu untuk tempat duduk VIP dan Rp 150 ribu untuk kelas ekonomi.
Lalu dari Masohi, para turis masih harus melanjutkan perjalanan darat sejauh kurang-lebih 85 kilometer menuju Desa Saka Negeri Saleman. Lama perjalanan sekitar 3,5 jam.
Sangat direkomendasikan menggunakan mobil sewaan. Tarif sewanya Rp 400 ribu, bisa untuk enam orang. Sebenarnya ada angkutan umum, tapi frekuensinya sangat jarang. Lagi pula ongkosnya juga mahal.
Nah dari Desa Saka, kamu harus naik perahu Long Jon menuju penginapan, Ora Beach Resort. Resor ini merupakan satu-satunya tempat menginap di Pulau Ora.
Pemandangannya fantastik dengan latar Perbukitan Taman Nasional Manusela. Ada enam cottage di sana. Agak terbatas memang. Karena itu, sebaiknya booking dari jauh-jauh hari.
Semua cottage terbuat dari kayu dengan atap jerami.
Satu unit penginapan bisa ditempati dua sampai tiga orang. Biaya sewanya bukan per unit cottage, melainkan jumlah orang. Tarifnya berubah-ubah, tergantung musim. Tapi kisarannya Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta per orang per hari. Kalau datang berombongan, tarif bisa ditawar.
Biaya itu sudah termasuk semua fasilitas yang tersedia, termasuk makan tiga kali dan transportasi menuju Pantai Ora.
Biota Laut
Selain pemandangannya yang indah, pesona biota laut di sini tak kalah cantik. Keindahan lautnya bisa dinikmati tanpa harus menyelam.
Cukup dengan naik perahu, terumbu karang warna warni dan ikan-ikan kecil hilir mudik cantik ke sana kemari. Tapi kalau ingin lebih puas harus menyelam.Namun tidak disarankan melakukan snorkeling di tempat-tempat yang dangkal karena bisa merusak coral.
Kuliner
Pepeda adalah sagu dicampur air panas. Bentuknya mirip bubur berwarna putih agak bening. Ada beberapa warung pepeda yang bisa didatangi dan kami memilih salah satu.
Penduduk setempat biasa makan pepeda sebagai pengganti nasi dengan ikan kuah kuning. Paling enak dimakan panas-panas. Segar karena ada rasa pedas sekaligus asamnya. Enak sekali!