Suku Mante berkomunikasi menggunakan bahasa tersendiri. Mereka diduga tidak bisa berbahasa Aceh, meskipun awalnya mereka berasal dari hutan Jantho, Kabupaten Aceh Besar.
Karakteristik Suku Mante
Setiap suku di Indonesia memiliki karakteristik berbeda, hal ini melihat dari lingkungan tempat tinggal serta kepercayaan yang dianut.
Dalam setiap suku pasti memiliki adat istiadat, bahasa, budaya, bahkan perbedaan yang dapat dilihat secara fisik. Berikut merupakan ciri khas Suku Mantee.
Meskipun bentuk tubuhnya sama seperti manusia pada umumnya, namun mereka selalu menghindar jika bertemu dengan orang lain di luar suku tersebut.
Penduduk Mante akan merasa terancam jika bertemu dengan orang lain. Meski begitu, ternyata suku ini juga sering mengintai kehidupan masyarakat suku lain.
Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari agar lebih efisien. Meski begitu, penduduk suku ini sangat berhati-hati dengan orang lain agar tidak merusak sifat aslinya.
Biasanya subuh adalah waktu masyarakat Mante untuk keluar dan beraktivitas. Mulai dari mengambil air di sungai, hingga mencari makanan. Namun saat petang, mereka kembali ke gua untuk istirahat. Sehingga masyarakat ini sangat sulit ditemukan.
Jika masyarakat pada umumnya tidak menyukai tanah yang becek, penduduk suku ini justru menyukainya. Selain itu, masyarakat mante juga sangat takut terhadap api. Padahal api sangat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari baik untuk memasak dan lain sebagainya.
Kehidupan yang sangat primitif membuat penduduk suku ini pemakan segala. Hewan dan tumbuhan menjadi makanan sehari-hari mereka, bahkan terkadang mereka juga mengkonsumsi lumut untuk makanan.
Sebagian besar masyarakat di Aceh berprofesi sebagai nelayan dan beraktivitas di laut. Namun suku ini memilih tinggal di pedalaman hutan maupun gunung. Hal ini membuat mereka semakin jauh dengan masyarakat sekitar.
Masyarakat Suku Mante sangat tertutup sehingga aktivitas dan pengetahuan tentangnya juga tidak diketahui. Oleh karena itu suku ini disebut suku terasing karena tidak berinteraksi dengan masyarakat Aceh lainnya.