Selayar! Aku Datang

Ada tekanan dan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi, ada stres sehari-hari yang bahkan bisa membuat frustasi. Padatnya agenda yang harus dilakukan setiap harinya membuat keteteran, Bergegas pergi bekerja tepat waktu atau berlari mengejar angkot dengan rambut basah.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Atau  mungkin kerap kali melewatkan sarapan, tak sempat senam pagi dan disibukkan berbagai hal dan rutinitas pekerjaan. Setelah hari yang panjang dan melelahkan—belum lagi diganggu oleh panggilan telepon dan email mendesak, hal yang ingin dilakukan setelah sampai rumah adalah berbaring sembari menonton acara TV favorit atau bermain gadget. Sepertinya itu jadi cara yang oke untuk bersantai.

Kembali kucek ramaran cuaca empat hari ke depan. Bulan ini memang waktunya matahari berkuasa dilangit. Tapi awan selalu punya kesempatan membuat langit biru berubah gelap.

Perjalanan yang baik memang harus terencana. Saya tak mau daftar yang telah kubuat kacau berantakan akibat salah perencanaan. Selama ini saya memang membiasakan hari-hariku terencana. Sebelum mengakhiri hari keperaduan, kusempatkan memikir hal apa yang akan saya lakukan besok hari.

- Advertisement -

Berapa jam dilokasi A, Apa yang akan saya lakukan disini? Nginapnya dimana? Semuanya ku perkirakan, telah kucatat dalam buku kecil. “Yos, ini sudah cukup!”

suasan kapal
Jangan lupa sempatkan mengampil foto sekitar pelabuhan.

Perjalanan dari Makassar menuju pelabuhan Bira, Bulukumba memakan  melelahkan. 5 jam berkendara tanpa banyak istirahat bukan sesuatu yang disarankan. Namun, semua itu terpaksa saya lakukan untuk mengejar kapal terakhir ke Kepulanan Selayar.

Dari informasi yang kudapat, setiap hari kapal akan meninggalkan pelabuhan pada pukul 4 sore. Dan hanya ada 2 penyeberangan Peri pulang-pergi (PP) setiap harinya. Pada pukul 16.00 (Pelubuah Biri ke Pelabuahn Pamatata) dan 9 pagi (Dari Pamatata ke Bira).

- Advertisement -

Harga tiketnya terhitung murah, 92 ribu untuk 2 orang dan satu motor. Rata-rata penumpang yang memadati kapal adalah orang yang habis berkunjung ke rumah kerabat di bulumkumba, ada juga beberapa yang mungkin bekerja di Bulukumba. Tak hanya manusia, bus penumpang juga berdesaan di dek kapal, berbaris rapi, berimpitan dengan mini bus dan kendaraan bermotor.

suasana kepal
Para ABK kapal yang sibuk menarika jangkar

Sore itu, tepat pukul 16.16 kapal berangkat meninggalkan pelabuhan. Hari itu hari pertama bagi saya menaikan kapal. Duduk berhimpitan dengan puluhan  penumpang lainnya. Menyaksikan film Warkop DKI yang telah berulang kali diputar ulang, namun tetap mengundang tawa.

Saya juga memesan mie instan untuk makan siang. Berkengkrama dengan penumpang lainnya. “Selayar memang banyak tempat wisatanya, tapi lokasinya berjauhan, jadi harus banyak bertanya,” kata salah satu penumpang saat kutanyakan tentang hal menarik di selayat.

- Advertisement -

Buku catatan yang telah ku isi tempat yang ingin saya kunjungi tak lupa kuperlihatkan. “Ade tenang saja, Selayar daerah yang aman,” katanya.

Suasana Kapal
Marcusuar

Tak banyak yang bisa saya lakukan di kapal ini selain duduk. Lelah selama perjalan begitu terasa. Memejamkan mata sambil duduk jadi satu-satunya pilihan melepas penak. Pihak kapal memang tak menyediakan tempat istirahat selain bangku  panjang. Penumpang yang ingin tidur harus punya alas, itupun di gelar di dek kapal.

Jam 8 malam, kapal tiba dipelabuhan, sesuatu yang diluar perkiraan saya. Bayangkan kamu tiba di daerah yang baru kali pertama kamu datangi ketika semua orang telah terlelab. Jalan satu-satunya menyusuri jalan mengikuti kendaraan yang juga baru turun dari kapal. Namun, mereka punya tujuan yang jelas, beda dengan kami yang tak tau arah.

Barungtung kami menemukan toko yang masih buka. Pemiliknya menyarankan kami untuk tinggal di pantai yang tak jauh dari rumahnya, mendirikan tenda karena ia tak berani menginjikan kami tinggal dirumahnya. Mungkin karena kami asing.

Baca Juga :  Traking ke Rammang-Rammang, Lebih Murah dan Menantang
- Advertisement -