Taman Narmada, berada di Desa Lembuak, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, adalah sebuah destinasi yang sarat dengan sejarah dan kebudayaan. Sejarah Taman Narmada ini dimulai pada tahun 1727 oleh Raja Anak Agung Ngurah Karangasem, taman ini membanggakan replika Gunung Rinjani yang megah seluas hampir 3 hektare .
Pada masa lalu, taman Narmada menjadi tempat peristirahatan dan pemujaan bagi para raja saat musim kemarau, serta menjadi lokasi Upacara Pujawali bagi umat Hindu yang tinggal di sekitarnya.
Sebelumnya, Upacara Pujawali dirayakan dengan mendaki Gunung Rinjani untuk memberikan sesajian kepada para dewa di puncaknya. Namun, ketika Ngurah Karangasem tak mampu lagi mendaki gunung karena usianya yang sudah lanjut, ia memutuskan untuk membangun replika Gunung Rinjani sebagai penggantinya. Inilah yang menjadi awal dibangunnya Taman Narmada.
Saat ini, Taman Narmada telah dibuka untuk umum dan menjadi salah satu objek wisata terkenal. Salah satu bangunan yang paling menarik perhatian adalah Bale Terang, sebuah rumah panggung yang memiliki tiga ruangan di bagian atasnya.
Saat musim kemarau, Raja Anak Agung Ngurah Karangasem akan membawa keluarganya untuk menikmati keindahan alam yang memikat dari Bale Terang. Bale Terang, dengan arsitektur rumah panggungnya, memiliki ruang bawah sebagai gudang, dan bagian atasnya terbagi menjadi tiga ruangan.
Dua ruangan di ujungnya digunakan sebagai tempat tidur raja, Dua ruangan di ujung utara berfungsi sebagai kamar raja, satu ruangan di ujung selatan menjadi kamar permaisuri, dengan lukisan naga dan kera sebagai penanda asal masing-masing. Sementara ruang tengahnya adalah area terbuka tempat raja menikmati pemandangan ke arah timur menuju Meru dan pura.
Selain Bale Terang dan pemandian para selir, Taman Narmada juga memiliki tempat lain yang menarik. Salah satunya adalah Telaga Ageng, sebuah replika Danau Segara Anak yang dulunya merupakan tempat pemandian para raja. Saat ini, Telaga Ageng telah diubah menjadi kolam umum yang dapat dinikmati oleh semua orang.
Tempat lain yang sering dikunjungi oleh wisatawan adalah Balai Petirtaan. Sumber air di balai ini berasal dari Gunung Rinjani, dengan tiga sumber air yang bermuara ke dalamnya, yaitu Lingsar, Narmada, dan Suranadi.
Ketika memasuki area Balai Petirtaan, pengunjung diharuskan memakai selendang berwarna kuning sebagai tanda penghormatan kepada tempat suci, yang dipercaya dapat memberikan efek awet muda karena udaranya yang segar. Namun, perempuan yang sedang haid tidak diperbolehkan masuk karena dianggap sebagai tempat suci.
Selain Bale Terang, pengunjung dapat menikmati keindahan kolam berair bening dan melihat jauh ke pepohonan berbunga merah tua yang memancarkan aroma segar khas hutan.
Pesona Taman Narmada menjadikannya tempat yang ideal untuk upacara Pakelem, yang biasanya diadakan setiap purnama kelima tahun Caka, dan menjadi salah satu favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Di samping Bale Terang, terdapat juga Bale Pawedayan yang digunakan untuk membaca kitab Wedha, serta Bale Loji yang merupakan tempat istirahat bagi raja dan permaisuri dengan serambi terbuka.
Pura Narmada, bangunan suci yang jadi salah satu dari delapan pura tertua di Pulau Lombok, juga menyimpan sejarah panjang. Pura ini dianggap sebagai miniatur Gunung Rinjani, dikelilingi oleh tanaman hijau yang menciptakan kesan hutan belantara dan luasnya danau.
Taman Narmada, selain menjadi destinasi wisata, juga telah diakui sebagai benda cagar budaya sejak tahun 1992. Taman Narmada menjadi tempat yang penting bagi masyarakat Lombok, dikeramatkan karena nilai-nilai sejarahnya yang kaya. Untuk menuju ke tempat ini, pengunjung dapat menggunakan ojek atau angkot dari terminal Mandalika.
Jadi, saat berlibur di Lombok barat, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjunginya dan ketahui sejarah Taman Narmada agar dapat menikmati pesona alamnya sambil mengenal lebih dalam sejarah raja-raja Pulau Lombok.