Musik Go Laba dan Unsur-Unsur Mistik dalam Ritual Ka Buku

Musik Go Laba memiliki bentuk penyajian yang sangat sederhana. Inti dari penyajian musik Go Laba adalah mengiringi ritual pembersihan benda-benda pusaka.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Musik tradisonal adalah musik yang hidup, tumbuh, berkembang yang lahir dari budaya setempat. Musik tradisonal diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi, berpadu dengan kegiatan sehari-hari sesuai dengan kondisi sosial budaya serta alam daerah setempat.

Alat-alatnya yang diguanakan dalam musik tradisional tidak hanya dianggap sebagai sebuah benda yang menghasilkan bunyi, namun menjadi sebuah benda budaya yang dapat mengekspresikan nilai-nilai yang ada dalam masyakat tersebut, seperti nilai peradaban, nilai keyakinan atau spiritualitas dan nilai estetika, serta sebagai media komunikasi dengan leluhur dalam kehidupan masyarakat tersebut.

Di Kampung Mulakoli, Kecamatan Boawae, Nagekeo alat musik tradisional adalah Go Laba masih tetap dilestarikan, biasanya dimainkan secara bersama dengan gendang sebagai pengiring suatu tarian dalam ritual adat.

- Advertisement -

Bahwa musik Go Laba sudah menjadi musik tradisi masyarakat Adat Mulakoli sejak zaman dahulu. Pada mulanya, alat musik ini terbuat dari sene (tempurung kelapa) sebagai gong dan pelepah pinang yang diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan bunyi seperti suara gendang.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dengan beredarnya berbagai material logam, maka terjadilah perubahan alat musik menggunakan gong yang terbuat dari logam dan gendang yang terbuat dari kulit hewan yang dipasangkan pada tabung resonansi sehingga menghasilka bunyi yang lebih nyaring dan indah.

Ritual Ka Buku

Sebagai pengetahuan umum untuk diketahui bahwa dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Mulakoli, kecamatan Boawae, kabupaten Nagekeo, musik Go Laba tidak hanya disajikan dalam ritual-ritual adat, namun sudah dimasukan juga penggunaannya dalam beberapa upacara keagamaan seperti mengiringi perarakan patung bunda Maria dan Sakramen Maha Kudus dalam tradisi iman Katolik, maupun dalam upacara-upacara jasmani lainnya seperti penjemputan tamu-tamu kehormatan dari pemerintah, atau agama.

- Advertisement -
Baca Juga :  Wor, Agama Tradisional Masyarakat Biak Papua

Ritual Ka Buku adalah ritual makan adat yang wajib dilakukan oleh setiap rumah ada di kampug adat Mulakoli. Ritual ka buku (makan adat) ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan Mei dan belangsung selama tiga hari. Ada beberapa tahapan dalam ritual ka buku (makan adat) :

Ritual Makan (Ka Ngea) yang dilakukan oleh semua anggota suku. Dalam ritual ka ngea, semua anggota suku menyantap makan dalam bentuk jewawot (wete).Tahap kedua disebut Ie dimana semua anggota suku wajib beristirahat di rumah. Tahap ketiga adalah dimana semua anggota suku bersama-sama mengeluarkan benda-benda pusaka dari dalam rumah adat untuk dibersihkan sekaligus membersihkan tempat penyimpanan benda-benda pusaka tersebut.

Musik Go laba disajikan pada saat benda-benda pusaka tersebut diturunkan dari rumah adat untuk dibersihkan. Ketika sudah kering, benda-benda pusaka dimasukan kembali kedalam rumah adat, yang selanjutnya diminyaki dengan santan kelapa, dibasuh dengan darah ayam.

- Advertisement -

Benda-benda pusaka yang dibersihkan tersebut adalah tadu bhada (tanduk kerbau), topo bhuja (parang dan tombak), nio too (kelapa merah), tepa wati (tempat simpan emas yang terbuat dari anyaman daun lontar) dansuta (kain berwarna merah) Bhakti (tempat simpan padi merah).

Ka Buku sesungguhnya merupakan ritual yang dilakukan sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan dan sekaligus memberi makan kepada nenek moyang atas hasil panen yang diperoleh warga kampung selama setahun yang telah lewat.

Dan ritual merupakan ritual tahunan yang selalu dilakukan oleh warga kampung. Penyajian Musik Go Laba Musik go laba sesungguhnya adalah musik ritmis. Artinya, musik go laba menyajikan rangkaian permainan pola ritme dari setiap alat musik dalam kesatuan dari awal sampai akhir sehingga terdengar harmonis.

Baca Juga :  Filosofi Rumah Adat Sumba, Warisan Leluhur Ratusan Tahun Lalu
- Advertisement -