Setelah itu, anak-anak mendiang menyampaikan beberapa kata kepada para paman, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian ulos timpus (kain khas Batak yang digunakan untuk melapisi atau membungkus tulang-belulang) sebagai tanda penghormatan terakhir.
Upacara Serah Terima TulangÂ
Setelah prosesi penggalian, pembersihan tulang-belulang, dan pembungkusan yang dilakukan oleh pihak paman selesai, dilanjutkan dengan acara serah terima tulang-belulang dari paman kepada keturunan mendiang.
Setelah serah terima, pihak keturunan menyampaikan ucapan terima kasih dan mengundang semua yang hadir untuk mengikuti acara memasukkan tulang-belulang ke dalam tugu yang telah disiapkan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, khususnya paman dari kakek.
Rangkaian upacara Mangokal Holi adalah bentuk ekspresi penghormatan masyarakat Batak Toba terhadap leluhur mereka. Selain itu, upacara ini juga bertujuan mempererat tali kekerabatan di antara keluarga atau marga.
Kekuatan tali kekerabatan ini diwujudkan dalam horja, yang tak hanya menekankan pentingnya kebersamaan, tetapi juga holong, yang bermakna kasih sayang. Hal ini tercermin ketika seluruh keluarga menari tor-tor bersama, saling memberikan salam, dan memegang pipi sebagai tanda kedekatan.
Upacara Mangokal Holi juga berfungsi sebagai momen untuk membahagiakan orang tua dan menjadi ajang berkumpulnya semua generasi marga, sehingga memungkinkan mereka saling mengenal, memperkenalkan silsilah keluarga besar, serta memberikan edukasi mengenai adat Batak.
Selain dianggap sebagai kewajiban, upacara ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan martabat sebuah marga. Melalui prosesi ini, hasangpon dapat dicapai, menjadi bukti sah bahwa seseorang adalah bagian dari suku Batak, sekaligus membawa kemuliaan bagi marganya.