Hiasan Pakaian Adat Aesan Gede
Ini mencakup beberapa elemen penting dalam pakaian adat dan perlengkapan pengantin, seperti:
- Mahkota: Perempuan menggunakan Karsuhun, sedangkan laki-laki menggunakan Kopiah Cuplak sebagai mahkota.
- Terate: Terate adalah hiasan untuk menutupi bagian dada dan pundak yang memiliki bentuk lingkaran bersudut lima dengan motif bunga melati bersepuh emas. Ini menggambarkan kemegahan dan kesucian.
- Kebo Munggah atau Kalung Tapak Jajo: Kalung ini terbuat dari emas 24 karat dan dapat terdiri dari lempengan bersusun 3 untuk yang sudah menikah atau 2 atau 1 lempengan untuk yang belum menikah.
- Selendang Sawit: Selendang ini terbuat dari emas 22 karat dan dipakai menyilang dari bahu kiri ke pinggang sebelah kanan, dan dari bahu kanan ke pinggang sebelah kiri.
- Keris: Pengantin pria yang merupakan keturunan raja atau bangsawan menggunakan keris yang diletakkan di pinggang depan sebelah kanan. Sementara yang bukan keturunan raja atau bangsawan meletakkannya di pinggang belakang.
- Pending: Ikat pinggang laki-laki dan perempuan berbentuk lempengan emas dengan ukuran 6×9 cm terbuat dari emas 20 karat. Badong adalah kepala pending yang diukir dengan ragam hias naga, burung hong daun, dan bunga.
- Gelang Palak Ulo: Gelang emas 24 karat bertabur berlian dengan bentuk ular naga bersisik dan berpulir, digunakan oleh perempuan di bagian lengannya.
- Gelang Kecak: Gelang emas 24 karat berbentuk mata yang dihiasi pekatu polos dan dua tumpukan lingkaran berhias emas. Digunakan oleh kedua mempelai dibagian pangkal lengan.
- Gelang Sempuru dan Gelang Kanu: Gelang lainnya yang juga menjadi bagian dari perlengkapan pengantin.
- Saputangan Segitigo: Saputangan yang terbuat dari beludru berwarna merah dengan hiasan kelopak bunga melati dari emas. Dipakai di jari tengah atau kelingking sesuai dengan tradisi.
- Trompah: Sepatu yang digunakan oleh kedua mempelai pengantin dan biasanya berwarna senada dengan atasan.
- Advertisement -