Sejarah
Dari berbagai sumber lisan dan tulisan yang ditulis oleh berbagai penulis, ada sebuah temuan sejarah baru yang kemudian menyimpulkan bahwa memang benar dahulu kala di Flores ada binatang purba raksasa yang bernama gajah. Fakta itu mencuat setelah seorang Pastor Belanda melakukan penelitian bertahun-tahun di Pulau Flores.
Menurut tulisan Jublina Tode Solo, Arkeolog, seorang pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi NTT, bahwa berdasarkan sejarah, Pulau Flores mengandung potensi yang sangat menakjubkan di bidang geologi dan arkeologi.
Peneliti Indonesia dan peneliti asing melakukan penelitian ilmiah secara berkala setelah membaca hasil temuan fosil gajah purba di lokasi Ola Bula (Ngada) pada tahun 1956. Penelitian tersebut dilakukan oleh seorang Pastor Belanda, Theodor Verhoeven. Verhoeven adalah seorang guru bahasa Latin di Seminari Mataloko, dan memiliki minat dalam ilmu prasejarah.
Theodor menghabiskan hampir seluruh waktu luangnya untuk mengeksplorasi situs prasejarah di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Dia sangat peduli pada artefak (alat batu) dan fosil. Selama tahun-tahun berikutnya Verhoeven juga menemukan sisa-sisa gajah purba dan hewan lainnya di Matamenge dan Boa Lesa.
Pada lokasi Matamenge dan Boa Lesa Verhoeven juga menemukan alat-alat batu primitif yang terkait dengan fosil gajah purba, namun, tidak seperti di Jawa, tidak ada fosil manusia yang ditemukan di Flores untuk dapat mengungkapkan identitas dari pembuat alat batu tersebut.