Kampung Adat Bena merupakan salah satu kampung adat paling terkenal dan paling banyak dikunjungi di Flores. Dengan formasi lempengan batu yang mengesankan, tempat pemujaan leluhur, serta bangunan rumah tradisionalnya, Bena telah berubah menjadi kekayaan budaya Ngada.
Kampung Adat Bena memiliki pola kampung megalitik yang dirawat dan dihuni oleh 9 suku asli Ngada, di Pulau Flores. Kampung Adat Bena terletak di Desa Tiworiwu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada.
Kampung Adat
Kampung Adat Bena memiliki 45 rumah adat dengan arsitektur unik dan menunjukkan keaslian. Suku-suku yang tinggal di Kampung masih mempertahankan adat istiadatnya. Diperkirakan umur Kampung ini sekitar 1.200 tahun.
Pintu masuknya hanya dari utara sedangkan sisi selatan tebingnya berupa tebing curam. Arsitektur rumah dan tata Kampung tidak hanya sekedar untuk hunian saja, namun memiliki fungsi dan makna yang mendalam tentang budaya dan kearifan lokal.
Kampung ini dihuni oleh 9 suku yaitu Bena, Khopa, Ago, Ngada, Deru Solamae, Deru Lalulewa, Wahto, Dizi dan Dizi Azi (Tandafatu, 2015). Rumah-rumah tersebut didirikan di atas tanah dengan kontur asli sehingga membentuk tingkatan. Setiap suku menempati satu tingkat.
Rumah-rumah tersebut tersusun rapi mengelilingi sisi luar tanah membentuk formasi yang memisahkan ruang di tengah Kampung Adat Bena. Pembentukan rumah dan perencanaan Kampung adat selain untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang selaras dengan alam, juga memenuhi kebutuhan.
Posisinya yang berada di tengah perkampungan menjadi tempat diadakannya upacara adat. Di tengah Kampung Adat terdapat bangunan yang disebut Nga’dhu dan Bhaga. Nga’dhu mengandung simbol dan makna yang berkaitan dengan leluhur atau leluhur laki-laki.
Tiang Nga’dhu terbuat dari jenis kayu yang khusus dan keras karena berfungsi juga sebagai tiang gantungan hewan kurban pada saat pesta adat. Bhaga mengandung simbol dan makna yang berkaitan dengan leluhur atau nenek moyang perempuan yang bentuknya menyerupai miniatur rumah.
Simbol Budaya
Kampung Adat Bena terletak di kaki Gunung Inerie. Letak desa Bena yang berada di kaki gunung merupakan ciri khas masyarakat Ngada yang percaya bahwa para Dewa bersemayam di gunung tersebut.
Masyarakat percaya bahwa keberadaan Dewa Zeta di Gunung Inerie melindungi Kampung. Kepercayaan tersebut masih dipegang teguh oleh masyarakat setempat hingga saat ini.
Penduduk Kampung merupakan bagian dari penduduk Desa Tiworiwu yang saat ini berjumlah sekitar 778 jiwa. Masyarakat Kampung Adat baik laki-laki maupun perempuan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Wanita biasa menenun di waktu senggangnya.
Saat ini Kampung Adat Bena menjadi simbol budaya masyarakat Ngada. Bena merupakan destinasi wisata budaya kelas dunia yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Desa Bena sudah terjamah oleh kemajuan teknologi.