Bukit Fatukopa merupakan salah satu bentang alam yang unik di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Dengan morfologi yang menyerupai perahu terbalik, bukit ini tidak hanya menjadi fenomena geologi yang menarik tetapi juga memiliki nilai historis dan kultural yang tinggi. Masyarakat lokal menganggapnya sebagai situs keramat yang sarat akan legenda, menjadikannya pusat berbagai ritual adat dan kepercayaan turun-temurun.
Secara geologis, Bukit Fatukopa terbentuk dari batuan sedimen yang mengalami proses erosi selama ribuan tahun. Struktur batuan yang tersingkap di wilayah ini memberikan wawasan mengenai dinamika tektonik yang telah berlangsung di Pulau Timor.
Posisi bukit yang menonjol di antara lanskap sekitarnya menunjukkan peran penting proses eksogen, seperti pelapukan dan abrasi, dalam membentuk relief kawasan ini.
Budaya dan Sejarah
Dalam bahasa Atoin Meto, Fatukopa berarti “Batu Kapal” (Fatu = Batu, Kopa = Kapal). Bukit Fatukopa memiliki nilai historis yang mendalam bagi masyarakat setempat. Menurut cerita rakyat, bukit ini merupakan tempat perlindungan leluhur saat menghadapi ancaman di masa lampau.
Sebagai tempat yang dianggap keramat oleh masyarakat Suku Dawan, pendakian ke Bukit Fatukopa harus melalui izin kepala suku setempat. Oleh karena itu, Fatukopa sering digunakan sebagai lokasi ritual adat, seperti persembahan kepada arwah leluhur dan doa untuk kesuburan tanah. Kepercayaan ini menjadikan bukit sebagai salah satu simbol identitas budaya masyarakat Timor Tengah Selatan.

Keanekaragaman Hayati
Ekosistem di sekitar Bukit Fatukopa mencakup vegetasi khas daerah kering tropis, dengan dominasi savana dan pohon-pohon seperti lontar (Borassus flabellifer) serta berbagai jenis semak berduri.
Fauna yang ditemukan di sekitar bukit meliputi burung endemik Nusa Tenggara serta beberapa spesies reptil yang beradaptasi dengan lingkungan berbatu. Keanekaragaman hayati ini menjadikan kawasan sekitar bukit sebagai habitat penting yang perlu dilestarikan.
Potensi Wisata dan Konservasi
Dengan lanskap yang menawan dan nilai budaya yang tinggi, Bukit Fatukopa memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata berbasis alam dan budaya. Wisatawan dapat menikmati panorama spektakuler dari puncak bukit serta memahami lebih dalam tentang adat dan tradisi masyarakat setempat.
Namun, untuk menjaga keseimbangan ekologi dan nilai sakralnya, diperlukan regulasi konservasi yang melibatkan komunitas lokal dalam pengelolaan kawasan ini.
Bukit Fatukopa bukan hanya objek wisata alam, tetapi juga cerminan sejarah, budaya, dan geologi yang saling terjalin dalam satu lanskap. Upaya pelestarian harus dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga kelestarian alam sekaligus mempertahankan nilai spiritual yang telah diwariskan secara turun-temurun.