Bantimurung Bulusaraung, Surga Kupu-Kupu di Jantung Sulawesi

Bulan September hingga Oktober disebut sebagai waktu terbaik berkunjung, saat udara masih sejuk dan kupu-kupu tengah berlimpah. Dan konon, kata ‘Bantimurung’ berasal dari ungkapan "membanting kemurungan"—sebuah nama yang sangat pas, karena siapa pun yang datang ke sini, akan pulang dengan hati yang lebih ringan, dan mata yang penuh warna.

Nagekeo yang Tak Banyak Orang Tahu, Temukan di Edisi Spesial Ini!

Temukan kekayaan budaya, adat istiadat, sejarah, wisata, dan kuliner khas Nagekeo melalui Majalah Digital Dimensi Indonesia. Dikemas secara menarik dengan pendekatan ilmiah yang ringan.
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Bayangkan sebuah tempat di mana suara air terjun berpadu dengan kicau burung liar, di mana kupu-kupu beterbangan bebas seperti bunga-bunga hidup yang menari di udara. Tempat itu bukan hanya ada dalam imajinasi, tetapi nyata adanya—di jantung Sulawesi Selatan, sekitar satu jam perjalanan dari hiruk-pikuk kota Makassar. Namanya: Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, atau lebih akrab disebut TN Babul.

Berada di kawasan seluas 43.750 hektare, TN Bantimurung Bulusaraung adalah mozaik keindahan tropis yang menyatu dalam tiga ekosistem utama: hutan hujan, hutan pegunungan bawah, dan bentang karst yang megah.

Bahkan sejak di pintu masuk, pengunjung sudah disambut oleh jalan setapak yang mengundang langkah kaki untuk menjelajah lebih dalam. Di kanan-kiri jalan, rimbunnya pepohonan menciptakan kesan seolah sedang memasuki gerbang hutan purba.

- Advertisement -

Tak jauh dari sana, suara gemuruh Air Terjun Bantimurung terdengar memanggil. Airnya mengalir deras dari ketinggian sekitar 15 meter dan menyebar lebar hampir 20 meter, melewati bongkahan batu kapur yang besar. Di musim kemarau, debit air yang stabil memungkinkan para petualang mencoba wahana seperti river tubing dan arung jeram—dua cara seru untuk merasakan denyut alam secara langsung.

Namun, TN Babul tak hanya menawarkan adrenalin. Ia juga menyuguhkan ketenangan dan keajaiban dari makhluk kecil yang membuat tempat ini mendunia: kupu-kupu.

- Advertisement -

Tak heran jika Alfred Russel Wallace, naturalis Inggris legendaris, pernah menjuluki tempat ini sebagai The Kingdom of Butterfly. Di sini, setidaknya 247 jenis kupu-kupu telah berhasil diidentifikasi. Warna-warna mereka menciptakan tarian alami di antara bunga dan cahaya pagi, terutama di sekitar area Museum Kupu-Kupu dan penangkarannya.

Baca Juga :  Bertemu Ular Pemalu yang Mematikan di Bukit Watundoa

Dua primadona di antara mereka adalah Papilio androcles dengan sayap panjang menjuntai, dan Papilio blumei dengan warna biru zamrud yang memesona—seakan diciptakan langsung dari pigmen langit.

Di museum tersebut, pengunjung bisa mempelajari siklus metamorfosis kupu-kupu secara lengkap—dari telur mungil, larva, pupa, hingga menjadi kupu-kupu dewasa. Edukasi ini tak hanya menghibur, tapi juga menjadi upaya penting dalam pelestarian.

- Advertisement -

Sebab, meningkatnya pembangunan dan fasilitas wisata sempat mengancam habitat berkembang biak kupu-kupu. Kini, berbagai upaya konservasi mulai dijalankan, termasuk penanaman tanaman bunga dan pohon inang sebagai rumah bagi generasi kupu-kupu berikutnya.

Bagi pencinta olahraga ekstrem, TN Babul juga menyimpan tantangan yang tak kalah menarik. Kawasan ini memiliki sekitar 200 gua, dengan salah satu yang paling ikonik adalah Leang Pute—gua vertikal terdalam di Indonesia dengan kedalaman sekitar 270 meter.

Pengunjung bisa menuruni gua ini menggunakan teknik Single Rope Technique (SRT), lengkap dengan peralatan seperti harness, helm, dan headlamp. Rasanya seperti menjadi penjelajah zaman prasejarah, menyusuri lorong-lorong gelap yang dihiasi stalaktit dan stalagmit yang sudah terbentuk selama ribuan tahun.

Jika stamina masih tersisa, Gua Mimpi bisa menjadi destinasi lanjutan. Perjalanan sejauh 1,4 kilometer menyusuri lorong gua, ditambah pendakian ke ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut, menjadikan pengalaman ini hanya untuk yang benar-benar siap fisik dan mental. Tapi hadiahnya sepadan—pemandangan dan formasi batuan yang menakjubkan seperti membawa kita ke dunia mimpi, sesuai namanya.

TN Babul juga punya Helena Sky Bridge yang membentang di antara pepohonan tinggi. Dari atas jembatan gantung ini, panorama karst dan hutan hijau terlihat begitu megah, memacu adrenalin sekaligus mengagumkan.

Dengan tiket masuk Rp 25.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 250.000 untuk wisatawan asing, TN Babul menjadi destinasi yang cocok untuk segala jenis petualangan—mulai dari edukasi keluarga hingga ekspedisi alam yang ekstrem. Meski harga tiket bagi wisatawan asing kerap menuai pro-kontra, daya tarik TN Babul tetap tak tergantikan.

Baca Juga :  Menikmati Keagungan Tebing Apparalang