Banteng Jawa, Simbol Demokrasi yang Kian Terdesak

Jangan biarkan simbol itu punah. Karena jika banteng jawa hanya tinggal dalam dongeng, kita pun perlahan kehilangan sebagian dari jati diri kita sebagai bangsa.

Nagekeo yang Tak Banyak Orang Tahu, Temukan di Edisi Spesial Ini!

Temukan kekayaan budaya, adat istiadat, sejarah, wisata, dan kuliner khas Nagekeo melalui Majalah Digital Dimensi Indonesia. Dikemas secara menarik dengan pendekatan ilmiah yang ringan.
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Namanya sudah cukup menggugah rasa: Bos javanicus javanicus. Dari nama ilmiahnya saja, sudah jelas bahwa makhluk ini adalah anak kandung dari tanah Jawa. Ia besar, kokoh, dan gagah—sering dijadikan lambang keperkasaan oleh masyarakat Jawa sejak zaman dahulu. Sosoknya bahkan menghiasi lambang negara Indonesia sebagai representasi dari sila keempat Pancasila: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Namun ironisnya, simbol kebijaksanaan dan semangat demokrasi itu kini berada di ujung tanduk. Populasi banteng jawa, yang dulunya menjelajah bebas di seluruh penjuru Pulau Jawa, kini hanya tersisa di sejumlah taman nasional dan cagar alam. Hutan-hutan yang dulu menjadi rumahnya telah banyak berganti rupa menjadi ladang dan pemukiman. Dan ancaman pemburu liar menambah panjang daftar penderitaan hewan agung ini.

Dalam dunia taksonomi, banteng jawa merupakan bagian dari satu spesies besar yang terbagi dalam beberapa subspesies. Di Kalimantan, mereka dikenal sebagai Bos javanicus lowi, sementara di Asia Tenggara daratan seperti Myanmar dan Thailand, spesies ini disebut Bos javanicus birmanicus.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh NARA SIMHA (@nrsimha.indonesia)

- Advertisement -

Bahkan, manusia pernah membawanya melintasi lautan—pada abad ke-19, banteng jawa diperkenalkan ke Australia. Kini, keturunan liarnya, yang dikenal sebagai bali cattle, masih hidup bebas di bagian utara Benua Kanguru.

Meski raganya besar dan terlihat garang, banteng jawa memiliki karakter sosial yang mengagumkan. Mereka hidup dalam kelompok kecil yang dipimpin oleh seekor betina dewasa, biasanya beranggotakan 10–12 ekor. Namun kelompok-kelompok ini bisa bergabung menjadi kawanan yang lebih besar, mencapai 40 ekor.

- Advertisement -

Ikatan di antara mereka kuat, dan bila ada bahaya mengancam, para jantan akan membentuk barisan pelindung demi keselamatan yang muda dan lemah. Di beberapa taman nasional, banteng-banteng ini bahkan menunjukkan perilaku damai terhadap manusia, seolah menyadari bahwa tidak semua manusia adalah ancaman.

Baca Juga :  Museum Bikon Blewut, Harapan Literasi Dunia

Banteng jantan berwarna hitam kebiruan, besar dan beratnya bisa mencapai satu ton. Sementara betina berbulu cokelat kemerahan. Yang membuat mereka mudah dikenali adalah “kaus kaki putih” alami di kaki-kaki mereka—sentuhan estetika yang membuat mereka tampak anggun di balik kesan garangnya.

Dari postur hingga perilakunya, dari keberanian hingga solidaritas, banteng jawa sungguh mencerminkan nilai-nilai kerakyatan: hidup dalam musyawarah, saling melindungi, dan tidak agresif tanpa alasan. Mungkin itulah yang menjadikannya layak dipilih sebagai simbol sila keempat Pancasila. Bukan hanya karena tubuhnya kuat, tapi karena hatinya yang tidak mudah goyah dalam menjaga keseimbangan dan harmoni.

- Advertisement -

banteng

Sayangnya, hewan yang dulunya merdeka di hutan-hutan tropis ini kini tak lagi bebas seperti dulu. Populasinya terus menyusut. Habitatnya terus menyempit. Dan jika tak ada langkah nyata, simbol itu bisa benar-benar lenyap dari alam dan hanya hidup dalam buku-buku pelajaran dan gambar dinding kelas sekolah dasar.

Namun harapan belum sirna. Pemerintah, taman nasional, dan komunitas konservasi terus berjuang menjaga sisa-sisa populasi ini. Lewat restorasi habitat, perlindungan hukum, hingga program edukasi masyarakat, perjuangan untuk mempertahankan keberadaan banteng jawa terus dilakukan.

Banteng jawa bukan sekadar spesies langka. Ia adalah warisan hidup dari tanah Jawa. Ia adalah penjaga hutan, penutur sunyi masa lalu, dan saksi bisu peradaban. Di balik wajahnya yang tegas, ia menyimpan filosofi bangsa: bahwa kekuatan sejati lahir dari kebersamaan dan pengorbanan.

SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 79.000

Baju Kaos Keren: Rakyat Biasa

Beli di Shopee
Toner Badan Saptadasa Glycolic Toning Solution Exfoliating Toner (AGET 250ML)

Rp 79.000

Bajo Kaos Anime One Piece: Zoro

Beli di Shopee
Holly Fashion♛ BR016 BH Bra sport Push Up

Rp 79.000

Baju Kaos Anak Gunung: Jejak Explorer

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 143.560

TORCH Shibata 2 Liter Tas Selempang Bahu Pria Wanita Unisex Ringan Anti Air

Beli di Shopee
Parpum Loundry 1 Liter Pewangi Pelicin Pelmbut Pakaian

Rp 15.300

Parpum Loundry 1 Liter Pewangi Pelicin Pelmbut Pakaian

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 50.000

Sepatu Sneakers Sepatu Kerja Kuliah Travelling Sepatu Olahraga...

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 125.000

TSepatu Olahraga Badminton Pria VR3 Low / Sepatu Olahraga Outdoor

Beli di Shopee
Lavio Sepatu Pria Wanita Unisex Safety Boots High Premium

Rp 225.000

Lavio Sepatu Pria Wanita Unisex Safety Boots High Premium

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 72.000

Sepatu Lari Pria Navy Lis Stabilo Sneaker Olahraga Running Pria wanita Terbaru

Beli di Shopee
produk

Rp 109.540

Sepatu pria low - top, cocok untuk olahraga, lari, santai dan basket.

Beli di Shopee
produk

Rp 100.000

Baju Olahraga Lari Jersey Running Pria Anti UV By Azeesport

Beli di Shopee
produk

Rp 110.000

Singlet Atasan Olahraga/ Singlet Jersey Lari

Beli di Shopee