Menjelang bulan suci ramadhan, berbagai macam tradisi yang dilakukan di beberapa tempat di Indonesia untuk menyambut bulan puasa ini, salah satunya adalah Riau. Sebagai Provinsi yang ditinggali oleh suku Melayu, tentu saja masyarakat Riau memiliki tradisi sendiri untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Masyarakat menyebutnya mandi Tradis Balimau Kasai.
Balimau kasai merupakan sebuah upacara tradisional yang dilakukan masyarakat Kampar dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dengan maksud untuk membersihkan diri dan mempersiapkan diri memasuki bulan Ramadhan.
Acara ini dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan Ramadhan. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Kampar dan sekitarnya. Balimau Kasai adalah mandi dengan memakai limau dan kasai, ramuan yang digunakan sebagai pembersih dan pengharum badan.
Balimau bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Sedangkan kasai adalah sejenis ramuan yang dibuat sebagai pelengkap dalam acara mandi balimau. Bahan ramuan untuk mandi balimau terbagi menjadi dua ramuan, ramuan limau dan ramuan kasai.
Tujuan mandi Balimau Kasai pada syariatnya adalah untuk membersihkan badan dari kotoran, namun pada hakikatnya didorong untuk memuliakan bulan suci Ramadhan dengan niat membersihkan badan, hati dan jiwa dari segala kekotoran sifat-sifat keduniawian.
Tata cara mandi Balimau Kasai dimulai dengan mempersiapkan ramuan yang dibutuhkan seperti ramuan limau dan ramuan kasai, setelah bahan siap, barulah bahan ramuan tersebut dibawa berarak-arakan dan diletakkan ke dalam wadah beserta makanan untuk makan bersama sebelum mandi balimau atau yang biasa disebut masyarakat sekitar dengan makan majamba.
Barulah di tepian sungai, air rebusan limau dengan ramuan kasai tadi dimasukkan ke dalam sebuah wadah atau ember kemudian diaduk hingga kedua ramuan bercampur, lalu dengan niat membersihkan diri dan membaca Basmallah, air limau kasai tadi disiramkan mulai dari kedua telapak tangan dan kaki kemudian ke seluruh badan. Setelah yakin badan sudah bersih, barulah mereka menceburkan diri ke dalam Sungai Kampar, menyelam, bersuka ria.
Dahulunya Balimau Kasai menjadi upacara ritual masyarakat adat di sepanjang Sungai Kampar saja. Setelah tahun 60-an pemerintah mulai memberikan perhatian terhadap pelestarian kebudayaan, dan Balimau Kasai merupakan salah satu tradisi yang dapat menjadi bentuk promosi wisata budaya Kampar, maka dibuatlah acara yang melibatkan seluruh masyarakat dan dapat dihadiri oleh seluruh lapisan masyarakat baik dalam maupun luar daerah Kampar.